Lirik Lagu Nias Elhan Wau - Ufaduhu'o | Raja Bunglon | SYAIR LAGU NIAS

LIRIK LAGU NIAS

ELHAN WA'U

U FADUHU'O

Lõ afatõ dõdõgu wolaumõ khõgu
Mesimanõ nõsi gera-eramõ
Melõ khõu fangombakha ba lõ gõi famatunõ
Naso zalagu si tebai muefaõ

Hewaai no fondrege waafõkhõ
Naitõrõ tõdõgu ndraugõ
He na õolifugõ mbõwõda silalõ
Hasambale ukaoniõ talifusõ

Ufaduhuõ khõu nakhi walõ olifu
He naso ba dõdõu walõ omasiõ khõgu
Bongi maõkhõ mangandrõdo salahimõ
Fondrege nia ba niha bõ'õ mõiõ nihalõ 
Laua na lõ afõkhõ khõu mbõwõda silalõ
Laua daulau mofanõ





Tahukah Kamu?

Intrumen Musik Perkusi Tradisional Nias
Fo’ere
Terdapat beberapa buah alat musik perkusi yang digunakan oleh masyarakat Nias dalam kegiatan-kegiatan upacara. Fo’ere, merupakan nama sebuah instrumen perkusi tradisional di Nias Selatan yang berfungsi untuk mengiringi pengucapan mantera. Adapun jenis alat musik perkusi yang lain yaitu fondrahi, tutu, tamburu dan gondra.
Fondrahi berbentuk seperti halnya fo’ere /gendang pada umumnya, hanya saja berukuran lebih kecil dan panjang, dengans ebuah bidang pukul. Karena ukuran badan fondrahi  kecil dan panjang, maka fondrahi  lebih berkesan kurus (bentuk fondrahi lebih kecil dan kurus dibandingkan fo’ere serta polos). 
Adapun bentuk tutu serupa dengan fondrahi, hanya saja ukuran antara diameter bidang pukul dengan bidang panjang tutu tidak terlalu jauh berbeda (tidak seperti fondrahi). Bentuk tutu yang ukurannya lebih besar dan fungsinya sama dengan fondrahi  disebut tamburu , dan yang ukurannya paling besar dari tamburu disebut dengan gondra.
Dalam hal ini perbedaan jenis alat perkusi dapat dilihat pada aspek bentuk dan ukuran perku siitu sendiri, selain pola hiasnya. Adapun persamaannya terlihat melalui bahan yang digunakan. Pada umumnya, alat-alat musik yang dimaksud berbahan kayu bulat yang dilubangi pada bagian dalamnya, sehingga berongga pada bagian dalamnya. Bidang pukul dibuat dengan cara mengikatkan kulit binatang untuk menutup satu atau dua sisi rongga tersebut

(sumber: Academia)
Lirik Lagu Nias Elhan Wau - Ufaduhu'o | Raja Bunglon

Posting Komentar

0 Komentar