CRITICAL BOOK REPORT PENGELOLAHAN PENGAJARAN - Pengelolaan Pengajaran “Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional”

 CRITICAL BOOK REPORT

 

CRITICAL BOOK REPORT
PENGELOLAHAN PENGAJARAN

Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem PAI

Dosen Pengampu: Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd

 

Di Susun Oleh :

Nur Rohmah   (3150140214)

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2016


    A.  Identitas Buku

Judul               : Pengelolaan Pengajaran “Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional

Tahun              : 2010

Penulis             : Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd

Penerbit           : Rineka Cipta

Cetakan           : Pertama

Tebal Buku      : 280 Lembar

Buku pengelolaan pengajaran sebuah pengantar menuju guru professional ini,  merupakan buku hasil reviu dan revisi dari buku Pengelolaan Pengajaran terdahulu, disusun untuk membantu para peminat pendidikan, teoritisi, dan praktisi di bidang pengajaran baik bagi para mahasiswa (calon guru) dari tarbiyah maupun FKIP, bagi guru untuk meningkatkan kelenturan dalam mengelola pembelajaran, serta para volunter (relawan)

 yang menghendaki untuk mengabdi dalam dunia kependidikan dan kepengajaran supaya lebih professional.

  Ringkasan buku

Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, terdiri dari 9 (sembilan) bab yang meliputi:

Bab 1 menjelaskan mengenai pengertian pengajaran. menurut penulis yaitu bapak Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd, pengajaran adalah proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari banyak komponen yang bersifat saling melengkapi. Dalam pembelajaran terdiri dari 2(dua) subyek yang terdiri dari guru dan murid. Untuk mewujudkan suasana pengajaran yang kondusif dibutuhkan pengelolaan pengajaran yang baik. Pengelolaan pengajaran mengacu pada sebuah usaha untuk megatur aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan dan diakhiri dengan penilaian.

Pengelolaan pengajaran sendiri memiliki arti upaya untuk mengatur aktivitas pengajaran berdasarkan konsep dan prinsip yang lebih efektif, efisien dan produktif dengan diawali penentuan strategi dan perencanaan yang merujuk pada pemberian penilaian.

Bab 2 menjelaskan mengenai 13 prinsip pengajaran, meliputi prinsip aktivitas, motivasi, individualitas, lingkungan, konsentrasi, kebebanan, peragaan, kerjasama dan persaingan, apersepsi, korelasi, efisiensi dan efektivitas, globalitas, serta permainan dan hiburan.

Bab 3, menjelaskan mengenai pengertian strategi pengajaran, pengelomppokkan serta membandingkan strategi serta model pengajaran menurut para ahli, serta pemaparan mengenai CBSA sebagai sebuah strategi pengajaran. Kegiatan pengajaran dalam konteks strategi CBSA itu tentu selalu melibatkan peserta didik secra aktif untuk mengembangkan kemampuan penalarannya seperti dalam memahami, merancang penelitian, melaksanakan penelitian, mengonsumsikan hasil dengan prosedur dan langkah-langkah yang urut dan teratur.

Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd, memaparkan bab 4 mengenai desain pengajaran. Dimulai dengan penjelasan mengenai pengertian desain pengajaran, serta beberapa pola pengajaran menurut para ahli, yang kemudian diakhiri dengan komponen-komponen pengajaran yang dijadikan sebagai penunjang proses keberhasilan pembelajaran di kelas.

Bab 5 menjelaskan mengenai bentuk interaksi pengjaran yang edukatif. menurut Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd, sebuah interaksi dikatakan memiliki sifat edukatif bukan semata ditentukan oleh bentuk melainkan tujuan interaksi sendiri, penyediaan bahan atau materi ajar, peran peserta didik, guru, metode yang digunakan serta situasi pembelajaran yang mendukung.

Pengelolaan kelas yang efektif disajikan penulis dalam bab 6. Seorang guru yang baik akan memerhatikan segala bentuk masalah yang ditimbulkan dalam situasi belajar, untuk itu seorang guru harus peka dan melakukan pendegaham dalam mengatur pengelolaan kelas, meliputi aspek kondisi dan situasi belajar mengajar, disiplin dan tata tertib, administrasi yang didukung oleh beberapa pendekatan pengelolaan kelas menurut pendapat ahli.

Bab 7 memaparkan mengenai suumber belajar, klasifikasi serta penggunaan sumber belajar secara efektif dan efisien.

 Bab 8 menjelaskan mengenai seluk beluk penilaian yang disajikan secara terperinci dan jelas.

Bab 9 atau yang terakhir penulis menjelaskan pengajaran mikro, komponen dan langkah-langkah. Pengajaran mikro ini merupakan materi tambahan sebagai bentuk pengajaran yang disajikan sebagai pendukung penjelasan bab-bab sebelumnya. 

Penyajian materi Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, dirasa cukup baik dan berkaitan dengan tema dan judul buku. Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd, menggunakan bahasa formal dengan pemilihan ukuran huruf, margin sesuai dengan jenjang usia dan sasaran pembaca yaitu calon guru serta guru sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku, sebuah masalah dikupas dengan baik oleh penulis.

Buku ini memaparkan mengenai seluk beluk pengelolaan pengajaran dengan baik. Sehingga cocok untuk dijadikan sumber informasi bagi calon guru maupun guru dalam upaya menuju guru professional sebagaimana judul buku ini. Namun disayangkan, kurang lengkapnya pemaparan mengenai model pengajaran serta penjelasan mengenai pengajaran mikro.

C.    Kekurangan dan Kelebihan

Setelah dirangkumkan isi buku pengelolaan pengajaran seperti diatas, bukan berarti sudah sempurna dalam penyajian buku ini, ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari buku ini, diantara kekurangannya adalah:

1.      Bahasanya terlalu kaku sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam penyusunannya kurang enak dibaca sehingga menjadikan pembaca harus mengulang kembali membaca untuk bisa memahaminya.

2.      Ada 2 (kata) yang gandeng, padahal seharusnya dipisah. (hal.31) saya menyadari bahwa hal itu mungkin kekhilafan penulis dan editor, namun alangkah lebih baiknya jika disempurnakan.

3.      Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak dijelaskan. Misalnya ketika ada pendapat dari orang luar Indonesia yang disitu menggunakan bahasa inggris tentu dibutuhkan penjelasan mengingat para pengkonsumsi buku ini mayoritas adalah orang Indonesia. (hal. 25-26)

4.      Dibutuhkan catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah yang masih asing dan masih butuh penjelasan.

5.      Dalam buku ini terdapat banyak sekali teori-teori pengelolaan pengajaran, namun contoh konkrit belum saya temukan. Padahal untuk mengetahui dan bisa memahami secara mendalam pembaca tentu akan dimudahkan ketika mereka dibawa kepersoalan yang nyata dan sudah ada contohnya. Sistematika penyusunannya (langkah-langkah) sudah ada, namun langkah-langkah saja belum cukup tanpa disodori contoh konkrit.

6.      Cover buku kurang menarik, terlalu kalem sehingga kurang bisa menstimulus para pemilik buku untuk membacanya. Alangkah lebih baiknya jika cover dibuat menarik sehingga menjadikan para pemilik bahkan orang yang baru melihatnya tertarik untuk membaca.

7.      Dalam menjelaskan skema pola pengajaran tidak begitu mendetail, sehingga menjadikan kebingungan bagi pembaca.

Dengan  beberapa  kekurangan  diatas  bukan  berarti  buku  ini  tidak  layak untuk dikonsumsi, buku ini sangat bagus dipelajari bagi para pendidik dan calon peserta didik.

Beberapa kelebihan dari buku ini adalah:

1.      Penulis dalam menyajikan buku ini selalu disertai dengan sumber, jadi setiap teori ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber. Hal ini tentu menjadi nilai plus bagi buku ini, penyertaan sumber bisa menjadikan para pembaca yakin bahwa buku ini sangat terpercaya dan layak untuk dikonsumsi berbagai kalangan.

2.      Buku ini memaparkan mengenai seluk beluk pengelolaan pengajaran dengan baik. Sehingga cocok untuk dijadikan sumber informasi bagi calon guru maupun guru dalam upaya menuju guru professional sebagaimana judul buku ini.

3.      Dalam penyajian, penulis menggunakan bahasa formal dengan pemilihan ukuran huruf, margin sesuai dengan jenjang usia dan sasaran pembaca yaitu calon guru serta guru sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku. Dalam buku ini, sebuah masalah dikupas dengan baik oleh penulis.

4.      Penulis menggunakan istilah peserta didik, karena istilah tersebut mengandung arti lebih luas dan lebih sopan dibanding menggunakan istilah anak didik atau objek didik.


Posting Komentar

0 Komentar