Critical Book Menyimak Keterampilan Bahasa Henry Guntur Tarigan

Critical Book Menyimak Keterampilan Bahasa Henry Guntur Tarigan





Berikut ini Contoh CBR (Critical Book Report) Yang disusun Oleh Para Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitru keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilann menulis. Keempat-empatnya merupakan catur tunggal.
Sadar atau tidak sadar keterampilan menyimak ini tidak begitu mendapat perhatian pada sekolah-sekolah selama ini, bahkan juga di Negara-negara yang telah maju. Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1929 terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan jabatan dan jabatan di Detroit sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka ini mempergunakan waktu berkomunikasi: 9% buat menulis, 16% buat membaca, 30% buat berbicara, dan 45% buat menyimak.
 Tetapi walaupun survei itu menyatakan  bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu buat menyimak hampit tiga kali sebanyak waktu untuk membaca, sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan caturtunggal.
Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. 

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sebenarnya apa pengertian dan maksud dari menyimak itu.
2. untuk mengetahui prinsip dasar bahasa
3. untuk menambah wawasan tentang bahasa dan menyimak

1.3  MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Menyimak
2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana menyimak itu dan apa saja yang menjadi dasar-dasarnya.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Identitas Buku
Buku Utama (buku satu)
Critical Book Menyimak Keterampilan Bahasa Henry Guntur Tarigan
Sumber Gambar: togamas.com
1. Judul buku: Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
2. Pengarang: Prof. DR. Henry Guntur Tarigan
3. Penerbit    : Angkasa
4. Tahun terbit: 1986
5. Kota Terbit  : Bandung
6. Tebal Buku : 192 halaman
7.  Ukuran  : 14x20,5 cm


Buku Pembanding (buku kedua)
Critical Book Menyimak Keterampilan Bahasa Henry Guntur Tarigan buku 2
Sumber Gambar: amazon.com
1. Judul buku : Teaching and Researching Listening
2. Pengarang : Michael Rost
3. Penerbit : Longman
4. Tahun terbit : 2002
5. Kota Terbit : Great Britain
6. ISBN : 0 582 36930 4
7. Tebal Buku : 309 halaman
8. Ukuran : 15,5x23,3 cm




1.2 Ringkasan Isi Buku
Sumber : Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
1. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi yaitu :
- Keterampilan menyimak (listening skills)
- Keterampilan berbicara (speaking skills)
- Keterampilan membaca (reading skills)
- Keterampilan menulis (writing skills)

2. Delapan prinsip bahasa yaitu :
 Bahasa adalah suatu siste, suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur dasar. Didalamnya terdapat ketentuam-ketentuan individual yang bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya.
-  Bahasa adalah vokal, hanya ujaran sajalah yang mengandung segala tanda utama suatu bahasa. Bagian-bagian itu merupakan  bunyi yang membuat suatu perbedaan makna dan bunyi itu kita namai dengan fonem.
-  Bahasa itu arbitrer, bahwa hubungan anatara lambing dan makna juga bersifat arbiteratau bersifat mana suka.
-  Bahasa itu unik, tidak ada dua bahasa yang mempunyai perangkat pola yang sama, bunyi-bunyi yang sama, kata-kata atau kalimat yang sama.
-  Bahasa itu kebiasaan, penggunaan seperti itu sebenarnya berada pada tingkatan kebiasaan. Cara-cara kita mengucapkan suatu bunyi atau menyusun kata-kata menjadi kalimat kita lakukan secara otomatis, yaitu seotomatis kita berjalan.
-  Bahasa sebagai sarana komunikasi, bahsa itu haruslah dapat dipahami oleh pemakai dan orang lain. Kalau ucapan salah dimengerti tidak dapat dipahami, berarti gagallah bahasa mengkomunikasikan mereka.
-  Bahasa berhubungan dengan budaya setempat, bahasa berada pada pembicara yang berada pada tempat tertentu melakukan hal-hal tertentu.
-  Bahasa itu dinamis, tidak ada yang tetpdi dunia ini termasuk juga dengan bahasa. Semuanya berubah, perubahan ini mencakup kosa kata bunyi bahsa, bentuk kata, bentuk kalimat ejaan dan lain-lain.

3.  Batasan dan pengertian menyimak
 menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penu perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi unbtuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

4. Tahap-tahap menyimak
-  Menyimak berkala, yang terjadi saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
-  Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat  gangguan dengan adanya selingan-selingan.
- Setengah menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kirang penting.
-   Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar apa yang disimak.
 Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan.
- Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar.
-  Menyimak secara aktif untuk mendapatkan dan menemukan pikira, pendapat dan gagasan sang pembicara.

5. Tujuan menyimak, ada empat fungsi utama menyimak :
-  Agar dapat memberikan response yang tepat
-  Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi
-  Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif
-   Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal
Selain itu juga terdapat delapan tujuan dalam menyimak, yaitu menyimak untuk meyankinkan, menyimak untuk belajar, menyimakn untuk menikmati, menyimak untuk mengevaluasi, menyimak untuk mengapresiasi, menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, menyimak untuk memecahkan masalah.

6. Hakikat menyimak
Ada terdapat enam hakikat dalam menyimak yaitu sebagai sarana atau alat, sebagai keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai response, sebagai pengalaman kreatif.

7. Suasana menyimak
- Suasana defensif, biasanya suasana defensif atau bertahan biasanya dimanipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat. Antara lain yang bersifat evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior, pasti dan tentu.
- Suasana suportif, atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjangjustru timbul dari pesan-pesan yang mengimplikasikan deskripsi atau pemerian. Dan keenam butir perangsang komunikasi suportif yaitu deskripsi, orientasi permasalahan, spontanitas, empati, ekualitas, dan prisionalisme.

8. Aneka upaya meningkatkan perilaku menyimak, menerima keanehan pembicara, memperbaiki sikap, memperbaiki lingkungan, jangan dulu memberikan pertimbangan, meningkatkan mutu catatan, menentukan tujuan khusus, memanfaatkan waktu secara bijaksana, menyimak secara rasional, berlatih menyimak materi yang sukar.

9. Faktor pemengaruh menyimak ada delapan yaitu :
-  Faktor fisik, lingkungan fisik juga ,ungkin sekali turut bertanggung jawab atas ketidakefektifan menyimak seseorang.  Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi setiap penyimak.
-  Faktor psikologis, antara lain mencakup masalah prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara dengan aneka sebab dan alasan, keegosentrisan terhadap minat pibadi serta masalah pribadi, kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, pokok pembicaraan. Sebagian atau semua faktor dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah yang merugikan yang tidak kita ingini dan ini mempunyai akibat yang buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dengan demikian disimpulkan bahwa faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik dan yang negative memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.    
-  Faktor pengalaman, tidak perlu diragukan lagi bahwa sikap merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman kita sendiri. Kurangnya atau tiadanya minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak sama sekali pengalaman dalam bidang yang disimak itu.latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.
- Faktor sikap, pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segalahal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya; tetapi  bersikap menolak pada al-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. Hal ini memberikan dampak yang positif dan negatif.
-  Faktor motivasi, motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakn sesuatau maka dapat diharapkan orang itu kn berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.
-  Faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik maka kita ingin sekali menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran di tanah air kita maupun luar negeri.

10.  Kebiasaan jelek dalam menyimak dapat kita lihat dari :
-  Menyimak lompat tiga
-  Menyimak “saya dapat fakta”
-  Noda ketulian emosional
-  Menyimak supersensitf
-   Menolak suatu subjek secara gegabah
-   Mengkritik cara dan gaya fisik pembicara
-   menghindari penjelasan yang sulit
-   memberi perhatian semu
-   menyerah kepada gangguan

Sumber : Teaching and Researching Listening
Neurogial Processes
          Listening is a process involving a continuum of active processes, which are under the control of the listener, and passive processes, which are not.
1.1 Hearing
            A suitable starting point for an exploration of listening in language teaching and research is to consider the physical and cognitive systems and processes that are involved.
            Hearing is the primary physiological system that allows for reception and conversion of sound waves that surround the listener. These converted electrical pulses are transmitted through the inner ear to the auditory cortex of the brain.
But beyond thus passive conversion process, hearing is the sense that is often identified with our experience of participating in events. Haering unlike our other sense, has unique observational and monitoring characterisristics that can be equated with perception of life’s rhytms, with the real time tempo of human interaction, and with the feel of human contact and communication.
How then is hearing different from listening? The terms hearing and listening are often used interchangeably, but there are important differences between them, although both hearing and listening involve sound perception, the difference in terms reflects a degree of intention.

1.2 Consciousness
Consciousness is the most fundamental concept when we consider listening to be an active process. We may think of ordinary consciousness as unfolding when two cognitive procedures intersect : (1) The brain encodes an outside object or event as consisting of independent properties and (2) the brain sets up the listener as the central agent who experiences this object or event. Consciousness is the phenomenon of experiencing this integration.
            Consciousness involves the activation of portions of the listener’s model of the surrounding world: a model which is necessarily self-centred. The portions of this model that are activated which are involved in understanding the current encounter. Viewed technically, this active portion of the model is constructed from perceptual contact with and subjective reactions to the external event.
1.3 Attention
       Attention is the focussing of consciousness on an object or train of thought. Attention can be directed either externally or internally. Attention is the beginning of involvement, which is the essential differentiation between simply hearing and listening.
     Attention is seen as a timed process requiring three neurological elements: arousal, orientation and focus.

Linguistic Processing
1. Perceiving speech
2. Recognising words
3. Employing phonotactic rules
4. Applying grammatical rules
5. Managing spoken language
6. Utilising prosodic features
7. Integrating non-verbal cues
Listening development and language acquisition
1. First language (L1) development of perception
2. L1 contextualised input
3. Cognitive restructuring
4. L2 acquistin: the role of listening
5. L2 listening acquisting: comprehensible input
6. L2 listening development: phonological and lexical processing
7. L2 listening development: syntactic processing
8. L2 listening success or failure: context for learning

Approaches to teaching listening
1.1 Principles of instructional design
           Some methodologist will challenge this view, calming that language leraning is unique and requires unique teaching methodologies. Indeed, over the past century, a number of very specific language-teaching methodologies have emerged, including Total Physical Response, Suggestopedia. The principles that can be derived from these theories provide ways to achieve greater balance of the four approaches to teaching listening we outlined: receptive, constructive, responsive and transformative.
These theories are concerned with intentions o instruction:
1. Apitude specific instruction:
2. Cognitive flexibility
3. Coordination of teaching and learning
4. Modes of learning
5. Positive climate for learning
6. Anchored instruction
7. Course structures
8. Spiral learning
9. Elaborative sequencing
10. Criterion referencing

Influences from second language learning research
            This section outlines some key influences on the teaching of listening that are derived directly from language acquisting research.
1. Affective filter hypothesis
2. Input hypothesis
3. Interaction hypothesis
4. Procedural hypothesis
5. Learning strategies and communication strategies
6. Processability hypothesis
7. Social distance hypothesis

Instructional design
1. Intensive listening
Intensive listening refers to listening for precise sounds, words, phrases, grammatical units and pragmatic units. Although listening intensively is no ogten called for in everyday situations, the ability to listen intensively whenever required is an essential component of listening proficiency.

2. Selective listening
Selective listening tasks encourage learners to approach genuine spoken texts by adopting a strategy of focusing of specific information rather than trying to understand and recall everything. Reconstruction of the spoken material based on selective listening tasks can help students link selective listening to global listening.

3. Interactive listening
Interactive listening refers to listening in collaborative conversation. Collaborative conversation, in which learners interact with each other or with native speakers, is established as a vital means of language development.

1.3 Penilaian Terhadap Buku
Perbandingan antara Kedua Buku
            Kedua buku ini membahas tentang menyimak dan listening.dari segi bahasa Indonesia buku ini membahas tentang menyimak. Sedangkan dari segi bahasa inggris membahas tentang listening. Menyimak itu sama halnya dengan mendengarkan, begitu juga dengan listening sama dengan mendengarkan. Namun dalam buku Henry Guntur Tarigan menggunakan bahasa indonesia sedangkan buku Michael Rost menggunakan bahasa inggris.
Dalam buku Michael Rost yang berjudul Teaching and Researching Listening ini cakupan materi yang dibahasnya sangat luas dan mendalam. Isi dari buku ini tidak sama pembahasannya. Dalam buku Henry Guntur Tarigan ada beberapa pengertian menyimak, tahap menyimak, ragam jenis dalam menyimak, suasana menyimak, faktor pemengaruh menyimak, dan bagainana cara meningkatkan daya simak. Sedangkan yang dibahas dalam buku Michael Rost pembahasannya jauh lebih luas dibandingkan buku Henry Guntur.

Kelemahan Buku
Pada buku Henry Guntur Tarigan, kajian konsep kata dan kalimat yang disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca.  Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat baku.
Dalam buku Henry Guntur Tarigan, Ia menjelaskan materi secara berbelit-belit dan membuat pusing pembaca.
Bahasa dan kalimat yang digunakan Henry Guntur Tarigan dalam bukunya tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya.
Buku Rost tidak secara mendalam membahas tentang listening atau menyimak, kadang dia membahasnya terlalu jauh dan bahkan berbelit-belit karena jangkauan berpikirnya sangat luas dan banyak sekali mengambil referensi-referensi dari yang lain.

Kelebihan Buku
Sebenarnya buku Teaching and Researching Listening ini bagus, apalagi dilengakapi/disertai dengan sedikit latihan.
Menurut saya buku Teaching and Researching Listening karangan Rost ini sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas di buatnya dengan sangat lengkap dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan kata kunci di setiap materinya yang dibahas.
Isi buku dan penjelasan dalam buku Henry Guntur Tarigan sudah lengkap, karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.
Buku karya Michael Rost ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi.
Sampul/cover yang digunakan pada buku Henry Guntur Tarigan kelihatan simple tetapi tetap menarik dan sederhana.
Salah satu keunikan dari buku Henry Guntur Tarigan ini adalah disertai juga dengan gambar ataupun diagaram yang dapat memperjelas pembahasan dan mudah diketahui secara langsung dan singkat tanpa membaca lagi isi kalimat-kalimat itu lagi.
Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang menyimak dan listening. Buku ini juga bisa dijadikan sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan disemester berikutnya.

Perbedaan Kedua Buku
Beda kedua buku ini adalah tampak dari segi bahasa yang digunakan dalam membahas dan menyajikan materi dan cakupan materi yang dibahas. Karena dalam buku Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa materi yang dibahas berbeda cakupannya dengan apa yang dibahas dalam buku Teaching and Researchig Listening yang lebih banyak membahas semua secara mendalam.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan caturtunggal.
setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

SARAN
  Didalam keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis yang paling sering ataupun banyak dilakukan seseorang persenannya yang paling tinggi dan paling banyak adalah menyimak. Hendaklah menyimak dijadikan sebagai keterampilan yang bagus dan diadakan pelatihan juga. Agar setap orang bisa menyimak segala sesuatunya dengan bagus sehingga tidak salah paham dan mengandung pengertian yang salah

Posting Komentar

0 Komentar