[CONTOH CBR UINSU] Critical Book Report Strategi Belajar Mengajar

Critical Book Report Strategi Belajar Mengajar

CBR (CRITICAL BOOK REPORT) MATAKULIAH UMUM UINSU





BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang CBR
Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada tuntutan untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu hidup dan bertahan di masa ini maupun di masa yang akan datang. Dalam usaha mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan  dalam kehidupan maka siswa harus dibekali dengan berbagai ilmu yang dipelajari disekolah.

      Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu, guru harus menguasi teknik – teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Setiap materi yang akan disampaikan harus menggunakan metode yang tepat, karena dengan metode belajar yang berbeda akan mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, terutama pelajaran matematika.
Selain menggunakan metode yang tepat, hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model – model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Buku strategi belajar mengajar karangan Drs. Syaiful bahri djamarah dan Drs. Aswan Zain ini berisi mengenai strategi belajar mengajar, pendekatan dalam belajar mengajar, cara pemilihan metode dan macam-macam metode, keberhasilan dalam proses belajar mengajar, media sumber belajar dalam belajar mengajar dan pegelolaan kelas. Buku ini sangat cocok digunakan sebagai referensi bagi guru atau calon guru untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru.
Buku ini sudah memenuhi sebagai prasyarat buku yang baik karena ejaan yang digunakan sudah memenuhi standar Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) . Penjelasan dalam buku ini cukup runtut, artinya  penjelasan antar  bab saling berkaitan satu dengan yang lain sehingga tidak membuat pembaca bingung dalam memahaminya. Penjelasannya pun disertai dengan pendapat-pendapat para  ahli .
Namun, buku ini tidak dilengkapi dengan rangkuman dari masing-masing bab sehingga pembaca sulit untuk membuat kesimpulan dari apa yang dibahas dari buku tersebut. Selain itu, di dalam buku ini juga terdapat kata-kata yang sulit untuk dipahami oleh pembaca sehingga pembaca harus membacanya secara berulanng-ulang untuk  memahami maksud dari isi bacaan tersebut. Bahasa yang digunakan dalam buku ini juga kurang komunikatif dengan pembac sehingga pembaca akan merasa bosan dan jenuh. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan harus lebih komunikatif dengan pembaca. Selain itu, kata-katanya pun juga harus menggunakan kkata-kata yang umum atau lazim digunakan dalam bahhasa sehari-hari agar pembca lebih mudah untuk memahami isi buku ini. Pada resensi buku strategi belajar mengajar ini dilengkapi dengan rangkuman. Rangkuman ini merupakan ringkasan dari setiap bab-bab yang terdapat di dalam buku ini.
Dalam tulisan ini, akan dipaparkan tentang ringkasan dan tanggapan penulis tentang isi buku Strategi Belajar Mengajar karya Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain.
         
1.2.Tujuan Critical Book CBR
Tujuan pembuatan critical book report ini adalah :
1.      Memenuhi tugas wajib mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
2.      Menanggapi atau mengkritisi isi buku Srategi Belajar Mengajar

1.3.Manfaat Critical Book CBR
Manfaat pembuatan critical book report ini adalah :
1.      Menambah wawasan pembaca tentang Strategi Belajar Mengajar
2.      Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book report



BAB II
PEMBAHASAN

[CONTOH CBR UINSU] Critical Book Report Strategi Belajar Mengajar
Judul buku                  :    STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Penulis                        :    Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain
Penerbit                      :    Rineka Cipta
ISBN                          :    978-979-076-161-2
Tahun Terbit               :    2013
Jumlah Halaman         :    xi + 226 halaman






2.2.  Ringkasan Isi Buku
BAB I
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A.    Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur , metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

B.     Kualifikasi Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan menjadi 9 , antara lain :
1.      Konsep dasar strategi belajar mengajar
2.      Sasaran kegiatan belajar mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran dan tujuan. Tujuan ini bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret , yaitu tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional umum, tujuan kurikulum, tujuan nasional, tujuan yang bersifat universal. Sedangkan sasaran tersebut harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan. Sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang diidamkan tersebut harus memiliki kualifikasi antaa lain : hubungan anar manusia, efisien ekonomi, tanggung jawab selaku warga negara.
3.      Belajar mengajar sebagai suatu sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacuu pada penertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Belajar mengajar meliputi suatu komponen antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi. Berbagai persoalan yang dihadapi oleh guru antara lain :
a.       Tujuan –tujuan apa yang mau dicapai
b.      Materi pelajaran apa yang diperlukan
c.       Metode , alat mana yang harus dipakai.
d.      Prosedur apa yang akan ditempuh untuk melakukan evaluasi.
Guru dalam proses belajar mengajar berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administator dll.
4.      Hakikat proses belajar mengajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuam kegiatan adalah perubahan tigkah llaku, baik yang menyangkut pngetahuan , ketrampilan maupun sikap , bahkan segenap aspek organisme atau pribadi. Hakikat belajar adalah perubahan.
5.      Entering beahavior siswa
Entering behavior adalah kepastian tingkat prestasi yang dicapai siswa tersebut apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastian tsb seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik saat mereka mau masuk sekulah, mulai denan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakterstik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika ma mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Menurut Abin Syamsudin, enterig behavior akan dapat diidentifikasikan dengann cara :
a.       Secara tradisional, telah lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan barru.
b.      Secara inovatif , guru menentukan di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau maupun mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajr dengan memenuhi syarat, mengadakan pretest sebelum kegiiatan belajr mengajar dimulai.  
6.      Pola-pola belajar siswa
Menurut Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa ke dalam 8 tipe belajar, antara lain :
a)      Signal Learning (belajar isyarat)
Adalah proses penguasaan pol-pola dasar perilaku bersifat involuntary ( tidak sengja dan tidak disadari tujuannya ). Signal learning ini mirip dengan conditioning menurut Pavlov yang tibul setelah sejumlah pengalaman tertentu.
b)      Stimulus Response learning (Belajar Stimulus-Respons)
Termasuk kedalam instrumental conditioning  atau belajar dengan trial dan eror ( mencoba-coba ). Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor inforcement. Waktu antara stimulus pertama an berikutnya amat penting. Makin singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya , semmakin kuat pula reinforcementnya.
c)      Chaining ( rantai atau rangkaian )
Adalah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R yang satu dengan yang lain.Secara internal, peserta didik harus terkuasai sejumlah satuan pola S-R , baik psikomotor maupun verbal. Selain itu, prinsip kesinambungan , penguulangan, reinforcement tetap penting bagi berlangsungannya proses chaining.
d)     Verbal association ( asosiasi verbal)
Adalah proses belajar yang menghubungkan satuan ikatan S-R yang satu dengan yang llain.
e)      Discrimination learning ( Belajar diskriminasi )
Belajar tippe ini merupakan belajar mengadakan pembeda. Anak didik mengadakan seleksi dan pengujian diantara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih polapola respons yang dianggap paling sesuai.
f)       Rule Learning (belajar aturan )
Adalah belajar membuat generalisasi , hukum, dan kaidah. Siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal sehingga anak didik dapat menemukan konklusi tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipanang sebagai “ Rule ” : prinsip, dalil, aturan,, hukum, kaidah. Tipe belajar ini banyak digunakan di berbagai sekolah.
g)      Problem Solving ( memecahakan masalah )
Adalah belajar memecahkan masalah. Peserta didik blajar merumuskan masalah , memberikan respons terhadap rangsngan yang menggambarkan atau mmbangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Langkah – langkah belajar tipe problem Solving , antara lain :
1.      Merumusan dan menegaskan masalah
2.      Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis
3.      Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan.
4.      Mengadakan pengujian atau verifikasi.
5.      Memilih sistem belajar mengajar
Berbagai pendekatan atau sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir – akhir ini adalah :
a.       Enquiry – Discovery Learning
Adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Guru menyajikan bahan pelajaran tiak dalam entuk final, tetapi anak didik diberikan peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Langkah – langkah Enquirry – Discovery Learning antara lain :
1.      Simulation
2.      Problem statement
3.      Data Collection
4.      Data Processing
5.      Verification atau pembuktian
6.      Generalization
Pendekatan ini sangat cocok digunakan utuk materi pelajaran yang bersifat kognitif. Kelemahannya adalah memakan banyak waktu yang cukup banyak , dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang diipelajari.
b.      Ekspository Learning
Guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak ddiidik tingggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
c.       Mastery learning
Guru harus mengusahakan upaya-upaya yang dapat mengantarkan kegiatan anak didik ke arah tercapainya penguasaan penuh terhadap bahan pelajaran yang diberikan.
d.      Humanistic Education
Guru hendaknya jangan membuat jarak terlalu tajam dengan siswa sebagai siswa senior yang selalu siap menjadi sumber atau konsultan yang berbicara. Taraf akhir dari proses belajar mengajar menurut pandangan ini adalah self actualization seoptimal mungkin dari setiap anakk didik.

C.    Implementasi Belajarr Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Tahap – tahap pengelolaan dann pelaksanaan proses belajar mengajar dapat diprinci sebagai berikut :
Perencanaan
a.       Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapann dan bagaimana cara melakukannya.
b.      Mengembangkan alternatif-alternatif
c.       Mengumpulkan dan mengannalisis informmasi
Pengorganisasian
a.       Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi
b.      Merumuskan, menetapkan metode, prosedur.
c.       Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber lain yang diperlukan.

Pengarahan
a.       Menyusun kerangka waktu dan biaya terperici
b.      Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik
c.       Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
Pengawasan
a.       Mengevaluasi pelaksanaan keigiatan, dibandingkan dengan rencana
b.      Melaporkan penyimpanan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran
c.       Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan .

BAB II
Hakikat, Ciri, dan Komponen Belajar Mengajar

A.    Hakikat Belajar Mengajar
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorrganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Sedangkan hakikat belajar adalah perubahan. Pada tahap berikutnya, mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Peranan guru guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Untuk menyelesaikan masalah aak didik tersebut, guru mengatur strategi pengajaran yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik. Selain itu, permasalahan yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas.

B.     Ciri-ciri belajar mengajar
Menurut Edi Suardi, ciri-ciri belajar mengajar sebaga berikut :
1.      Belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam suau perkembangan tertentu.
2.      Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4.      Ditandai dengan aktivitas anak didik, baik secara fisik maupun secara mental dan aktif.
5.      Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
6.      Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin
7.      Ada batas waktu untuk mencapai suatu tujuan
8.      Evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

C.    Komponen belajar mengajar
1.      Tujuan
Adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Sedangkan tujuan pengajaran adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya, seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan alat evaluasi. Bila salah satu komponen tidakk sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Bahan Pelajaran
Merupakan komponen yan tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan diampaikan kepada anak didik.
3.      Metode
Adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, sebaiknya guru mengunakan metode yang bervariasi agar proses belajar mengajar tidak membosankan. Lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode megajar sbb :

a.       Tujuan
b.      Anak didik yang berbeda-beda tingkat kematangannya
c.       Situasi keadaannya
d.      Fasilitas
e.       Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

4.      Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Fungsi alat yaitu sebagai perlengkapan, pembantu memperrmudah usaha mencapai tujuan, sebagai tujuan. ( Dr. Ahmad D. Marimba, 1989 : 51 )
Alat dibagi menjadi 2 macam yaitu alat dan alat bantu pengajaran.
5.      Sumber Pelajaran
Sumber belajar adalah bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru ( perubahan ). Segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tuuan yang telah diitetapkan. Contoh dari sumber belajar yaitu buku, manusia, media massa, alam/lingkungan, alat pengajaran, museum.
6.      Evaluasi
Adalah tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Tujuan evaluasi ada 2 mcam yaitu :
·         Tujuan umum evaluasi
1)      Menilai metode mengajar yang digunakan.
2)      Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktivitas / pengalaman yan didapat.
3)      Mengumpulkan data-data yang membuuktikan taraf kemajuan murid dalam mencappai tujuan yyang diharapkan.
·         Tujuan Khusus Evaluasi
1)      Meranggsang kegiatan siswa
2)      Menemukan sebab—akibat kemajuan atau kegagalan.
3)      Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bbakat siswa yang bersangkutan.
4)      Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang  tua dan lembaga pendidikan.
5)      Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.
                                                                      (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono : 1991-189)

Fungsi Evaluasi :
a.       Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dassar untuk memperbaiki prosess belajar mengajar, serta mengadakan perbbaikan program bagi anak didik.
b.      Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap peserta didik.
c.       Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristikk yang dimiliki oleh siswa.


BAB III
Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar
A.    Pendekatan Individual
Masing-masing siswa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda-beda antara satu anak didik dengan anak didik yang lainnya. Oleh karena itu, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Apabila tidak,  maka tujuan pengajaran tidak dapat tercapai. Pendekatan individual dapat menyeelesaikan permasalahan kesulitan anak belajar dengan mudah.

B.     Pendekatan kelompok
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi padda diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Selain itu, dengan pendekatan ini anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.

C.    Pendekatan Variasi
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi  pula. Guru tidak bisa menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecahakan permasalahan yang sama untuk memecahkan permasalahan yang lain. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.

D.    Pendekatan Edukatif
a.       Pendekatan pengalaman
Belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukan dengan kegiatan fisik. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak. Metode yang digunakan yaitu metode pemberian tugas, dan tanya jawab mengenai pengalaman keagamaan siswa.
b.      Pendekatan Pembiasaan 
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Pendekatan pembiasaan yaitu dengan memberiikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Dengan pendekatan ini, siswa dibiasakan mengamalkan ajaran agama baik secara individual maupun kelompok dalam khdpn sehari- hari. Metode peengajran yang digunakan : metode latihan, pelaksanaan tugas, demonstrasi dan pengalaman lapangan.
c.       Pendekatan Emosional
Adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan atau emosi siswa dalam meyakini,, memahami, dan menghayati ajaraan agama. Metode yang digunakkan : ceramah, cerita, dan sosiodram.
d.      Pendekatan keagamaan
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hidup siswa.
e.       Pendekatan Kebermaknaan 
Pendekatan ini biasanya digunakan dalam pengajaran bahasa di sekolah. Dengan menggunakan pendekatan ini, bahan pelajaran dan kegiatan pelajaran menjadi leebih bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan pengalaman, minat, bakat, tat nilai dan masa depannya. Selain itu, motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dallam keberhasilan belajar siswa. Siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.
a)      Kedudukan metode dalam belajar mengajar
Ø  Metode sebagai alatt motivasi ekstrinsik
Ø  Metode sebagai strategi pengajaran
Ø  Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

b)      Pemilihan  dan Penentuan Metode
Metode pengajaran yang guru gunakan dalam setiap kkali pertemuan kelas bukanllah asal pakai tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumussan yang tujuan instruksional khusus. Faktor-faktor yang mempengahruhi pemilihan metode, antara lain :
a)      Nilai strategis metode
Karena metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis ddalam kegiatan belajar mengajar. Nilai stategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
b)      Efektivtas penggunaan metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaraan akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pengajaran, sebagai perssiapan tertulis.
  
c)      Pentingnya pemilihan metode
Guru harus mengetahui kelemahan dan kelebihan dari metode – metode  pengajaran. Karena kegagalan guru mencappaii tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristtik daari masing-masing metode.
d)     Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, yaitu anak didik, guru, tujuan, situasi, dan  fasilitas.
·         Macam – macam metode mengajar
1.      Metode Proyek
Adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari sutu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
2.      Metode eksperimen  
Adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percoobaan dengan memahami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Ø  Kelebihan
o   Membuat siswa lebih percaya
o   Hasil - hasil perrcobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Ø  Kekurangan
o   Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahann
o   Lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
o   Memerlukkan berbagai alat dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

3.      Metode tugas dan resitasi
Adalah metode ppenyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiiatan belajar. Metode ini diberikaan apabila dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak,, sementara waktu sedikit.
Ø  Kelebihan
o   Lebih merangsang sisswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok..
o   Dapat mengembangkan kreativitas
o   Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

Ø  Kekurangan
o   Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
o   Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
o   Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.

4.      Metode Diskusi
Adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Ø  Kelebihan :
o   Menperluas wawasan
o   Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
o   Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.

Ø  Kekurangan
o   Peserta mendapat informasi yang terbatas
o   Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
o   Pembicaraan terkadang menyimpang, shg memerlukan waktu yang panjang.

5.      Metode sosiodrama atau role playing
Adalah mendramatisir tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Kelebihan metode ini , yaitu melatih siswa untuk melatih , memahami, dan mengingat is bahan yang akan diidramakan. Selain itu siswa menjadi lebih berinisiatif dan berkreatif , siswa memperoleh kebiasaan uuntuk menerima dan membagi tanggung jawabb dengan sesamanya. Sedangkan kekurangan metode ini yaitu banyak memakan waktu, memerlukan tempat yang luas dan anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang kreatif.
6.      Metode demonstrasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau memperttunjukan kepada siswa suatu proses , situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya ataupuun tiruan yang sering disertai denggan penjelasan lisan.
Ø  Kelebihan :
o   Proses pengajaran lebih menarik
o   Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
o   Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan konkret.

Ø  Kekurangan
o   Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
o   Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia.

7.      Metode problem solving
Langkah – langkah metode ploblem solving :
a.       Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan
b.      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
c.       Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut
d.      Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
e.       Menarik kesimpulan
  
8.      Metode karya Wisata
Adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atauu menyelidiki sesuatu seperti meeninjau pabrik,bengkel mobi,, toko serba ada, dll.

9.      Metode Tanya jawab
Adalah cara penyajian pelajaran dalam benttuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

10.  Metode latihan
Adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Digunakan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan tertentu dan untuk memperoleh suatu ketangkasan, keetepatan, kesempatan, dan ketrampilan.

11.  Metode Ceramah
Adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi liasan antara guru ddengan siswa dalam proses belajar mengajar.
Ø  Kelebihan
o   Guru mudah menguasai keelas
o   Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas
o   Guru mudah menerangkan pellajaran dengan baik
o   Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.

Ø  Kekurangan
o   Mudah menjadi verbalisme
o   Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
o   Menyebabkan siswa bersifat pasif


BAB IV
Keberhasilan Belajar Mengajar
A.    Indikator keberhasilan
1.      Daya serap tehadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok.
2.      Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajran / instruksional khusus ( TIK ) telah dicapai ole siswa, baik secarra individual maupun kelompok.

B.     Penilaian Keberhasilan

1)      Tes Formatif
2)      Tes Subsumatif
3)      Tes sumatif

C.    Tingkat Keberhasilan
Keberhasilan proses belajar mengajar dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut antara lain : istimewa/maksimal, baik sekali/optimal, baik/minimal, dan kurang. Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan presentase keberhasilan siswa dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.

D.    Tingkat Perbaikan
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a)      Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b)      Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c)      Memberikan tugas-tugas
d)     Memecahkan masalah bersama-sama
e)      Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan antara lain tujuan, guru, anak didik,kegiatan pengajaran, bahan dan alat evaluasi, dan suasana evaluasi.

BAB V
Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi meliccinkan jalan menuju tercapainya tuujuan pengajaran. Bantuan media dapat mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama.Penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan dann mempertimbangkan tujuan. Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumllah nilai untuk dikomsumsi olehh setiap anak didik. Macam-macam media dibagi 3 antara lain :

1.      Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :

o   Media auditif
o   Media visual
o   Media audiovisual

2.      Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam :
o   Media dengan daya liput luas dan serentak
o   Media dengan daya liput yang terbattas oleh ruang dan tempat
o   Media untuk  pengajaran individual

3.      Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam :

o   Media sederhana
o   Media kompleks

Prinsip – prinsip pemilihan dan penggunaan media, yaitu tujuan pemilihan, kaarakteristik media pengajaran, dan alternatif pilihan.  Dalam pemilihan media pengajaran, juga harus memperhatikan faktor – faktor yaitu objektivitas, program pengajaran, sasaran program, situasi dan kondisi, kualitas teknik, serta keefektifan dan efisien penggunaan. Pemilihan media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria – kriteria sebagai beriikut :
a)      Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
b)      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
c)      Kemudahan memperooleh media
d)     Ketrampilan guru dalam menggunakannya
e)      Tersedia waktu untuk menggunakanya, shg media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f)       Sesuai dengan taraf berfikir siswa.

BAB VI
Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehinggga tercapai tujuan pengajaran seecara efektif dan efisien. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya tela terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitass itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, emosional dann sikap serta apersepsi pada siswa.
                                                                            (Sudirman N,1991:311)
Berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu :
1.      Pendekatan kekuasaan
Yaitu suattu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru dalam pendekattan ini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2.      Pendekatan ancaman
Dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, seperti melarang, mengejek, memaksa dan sindiran .
3.      Pendekatan kebebasan
Suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
4.      Pendekatan Resep
Dilakukan dengan cara memberrikan satu daftar yang dapat menggambarkkan apa yang harus dan apa yang tidaak boleh dikerjakan oleh guruu dallam mereaksi semua mamsalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas.
5.      Pendekatan Pengajaran
6.      Pendekatan peruubahan tingkah laku
7.      Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial
8.      Pendekatan proses kelompok
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalamm pengelolaan kelas, prinsip – prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Prinsip – prinsip penelolaan kelas antara lain : hangat dan antusias, tantangan, bervariasi,keluwesan, penekanan ppada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri. Keanekaragaman masalah perilaku ssiswa itu menimbulkan beberapa masalah pengelolaan kelas . Menurut made pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah :
1.      Kurang kesatuan , dengan adanya kelompok-kelompok ,pertentang jenis kelamin.
2.      Tidak ada stantard perilaku dalam bekerja kelompok .
3.      Reaksi negatif terhadap anggota kelompok
4.      Kelas mentoleransi kekeliruan – kekeliruan temanya ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
5.      Mudah mereaksi negatif / terganggu
6.      Moral rendah, permusuuhann,, agresif
7.      Tidakk mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
Menurut Made Pidartta, untuk mengelola kelas secara efektif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Kelas adalah kelomponkerjja yang diorganisasi untuk tujuan terrtentu, yang dilengkkapi oleh tugas-tugas dan diiarahkan ooleh guru.
2.      Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu tetapi bagii semua anak ataau kelompok.
3.      Kelompok mempunyai periilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-perilaku masing-masing individu dallam kelompok.
4.      Kelompok kelas menyisipi pengaruhnya kepada anggota-anggota.
5.      Praktik guru waktu bellajar cenderung terpusat dalaam hubungan gurru dan siswa.
6.      Struktur kelompok, pola, komunikaasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupuun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.

Tanggapan Terhadap Isi Buku

Di dalam buku Strategi Belajar dan Mengajar di Kelas ini mengajak pembaca untuk mengetahui apa dan bagaimana pendekatan yang efektif  dan efisien di kelas serta bagaimana mengaplikasikan perencanaan pelajaran itu dibutuhkan dan bagaimana cara membuat serta menyusunnya dengan hal-hal  apa saja yang membuat proses belajar-mengajar menjadi berhasil. 
Dalam buku ini membicarakan tentang mengapa guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, tetapi guru juga harus pandai menciptakan suasana belajar yang baik serta juga mempertimbangkan pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan materi  pelajaran dan sesuai pula dengan keadaan anak didik. Buku ini juga mengupas mengapa keberadaan guru dan siswa merupakan dua factor yang sangat penting dan saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktivitas dan keaktifan dalam diri siswa untuk belajar secara efektif.
Selain itu, buku ini juga membahas aspek motivasi yang merupakan salah satu factor yang turut menentukan keefektifan proses belajar-mengajar. Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai semangat yang besar untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Oleh karena itu, motivasi belajar yang ada pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus.
Bagaimanapun pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dan efektif dalam pembentukan karakter bangsa. Pembentukan karakter peserta didik harus dilakukan melalui semua mata pelajaran, bukan semata-mata tanggungjawab pendidikan keimanan dan ketakwaan saja. Disamping isi materi pelajaran, cara atau metode pembelajaran yang disajikan guru di kelas sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

A.    Kelebihan
Setelah membaca dan menganalisis isi dari buku karya Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain ini, menurut saya sebagai pembaca, dalam buku ini penggunaan bahasa dan penjabaran materi ke dalam susunan bab-babnya saling berkaitan, detail, jelas dan menarik untuk di simak. Kronologis dalam pengertian, penjelasan, tujuan dan pemecahannya seperti satu kesatuan yang tidak hanya puas jika berhenti pada bab tertentu. Beberapa pendapat pakar pendidikan yang disajikanpun membuat pengertian menjadi semakin variatif  dan menarik. Cover yang disajikan sederhana dan minimalis tetapi cukup menarik dan membuat penasaran sehingga kita tertarik untuk membacanya.

B.     Kekurangan

Setelah membaca dan menganalisis isi dari buku karya ini, menurut saya sebagai pembaca hampir keseluruhan buku ini tidak ada kekurangannya, tetapi jika tidak membaca berulang kali mungkin tidak mengerti karena di dalamnya terdapat bahasa-bahasa asing yang sulit dimengerti oleh para pembaca pemula. Dalam memaparkan metode-metode pembelajaran tidak ada contoh-contoh nyata yang dapat dianalisa pembaca sehingga hanya terkesan pemaparan teoritis saja. Dalam penulisan tidak ada penjelasan dalam bentuk gambar, diagram ataupun peta konsep seperti skema jadi mudah membuat orang yang membaca menjadi bosan.





BAB III
PENUTUP
1.1.  Kesimpulan
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus mampu mempunyai strategi tersendiri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehari-hari. Strategi-strategi tersebut dapat berupa metode-metode pembelajaran yang dilaksanakan supaya kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efektif. Metode pembelajaran dilakukan oleh seorang guru untuk bisa mengontrol keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang harmonis. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah hendaknya memperhatikan konsep dasar strategi pembelajaran yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari pembahasan diatas, maka menandakan bahwa metode pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang guru sendirian, namun semua guru. Untuk itu, pemahaman tentang konsep dasar metode pembelajaran sangat diperlukan oleh guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.

          3.2. Saran
Setelah membaca dan memahami isi dari buku karya Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain ini, dengan berdasarkan kelemahan dan kelebihan isi buku yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka saya sebagai pembaca menyarankan bagi pembaca lainnya agar jangan hanya menggunakan buku karya Prof. Dr. H. Jalaluddin ini saja sebagai bahan bacaan, tetapi juga tetap menggunakan buku lain demi penyempurnaan informasi yang ingin diperoleh pembaca.

Daftar Pustaka
Djamarah, Syaifuldan dan  Aswan Zain, 2013, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka   Cipta

Posting Komentar

0 Komentar