Contoh Critical Jurnal Report - Review Journal | CJR ~ Raja Bunglon

REVIEW JURNAL

BAB I
PENDAHULUAN

    Critical jurnal review yang berbentuk makalah ini berisi tentangkesimpulan dari perbandingan yang akan kami lakukan pada dua jurnal yang sudah ditentukan dengan judul penggunaan computer sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi dan komersialisasi pendidikan di Indonesia: suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan kami akan menyertakan ringkasan dari masing-masing jurnal, dimana jurnal pertama dan kedua memiliki judul yang berbeda.

Dalam critical jurnal review ini, kami akan memaparkan masalah tersebut lewat pembahasan berikut. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun khususnya.

A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimana review maupun ringkasan
jurnal tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan
kekurangan jurnal tersebut?

B.Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical jurnal review ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai kedua jurnal tersebut.




BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal

Identitas jurnal yang akan di revew
adalah sebagai berikut.
Jurnal 1
Judul jurnal : Penggunaan Computer Sebagai Media
Pembelajaran Di Perguruan Tinggi
Volume penerbitan: 12
Tahun terbit  : 2007
Edisi: 1
Penulis  : Maria Ulpah
Publikasi  : Insania
Reviewer  : kelompok 8

Jurnal 2
Judul jurnal: Komersialisasi pendidikan
di Indonesia : suatu tinjauan dari aspek
politik, ekonomi, sosial, dan budaya
Volume penerbitan: -
Tahun terbit: 2007
Edisi: 23
Penulis: Irawaty A. Kahar
Publikasi: Universitas Sumatera
Utara
Reviewer: kelompok 8

B. Review Jurnal

Penggunaan Computer Sebagai Media
Pembelajaran Di Perguruan Tinggi
Maria
Ulpah

A.    Pendahuluan

Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembalajaran adalah proses komunikasi antara pengajar, peserta didik, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Dengan media diharapkan terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Tidak ada ketentuan kapann suatu media harus digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para dosen untuk memilih dan menggunakan media dengan tepat. Penggunaan media pembebelajaran dengan tidak tepat akan menyebabkan mahasiswa salah paham terhadap pokok bahan ajar yang diberikan dan menghalangi mereka untuk mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan.

Dalam penggunaan dan pemilihan media harus mempertimbangkan : pertama media yang harus dicapai, kedua kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas, ketiga tersedianya sarana dan prasarana penunjang, keempat karakteristik mahasiswa. Oleh karena media pembelajaran amat menentukan hasil pendidikan, maka manusia secara terus menerus memperbaiki media pembelajaran. Dari yang paling sederhana, dengan menggunakan media tulis yang terbuat dari batu, dimanfaatkannya papan tulis pada pertengahan abad XIX, penggunaan radio pada awal abad XX, hingga penggunaan handout, overhead projector (OHP), dan computer. Televisi sebagai media pembelajaran pun sudah dikenal dan dipergunakan saat ini, misalnya padaacara perkuliahan Universitas Terbuka (UT). Papan tulis adalah media yang hampir selalu digunakan oleh semua dosen dan selalu ada disetiap ruang, diperguruan tinggi manapun. Selain papan tulis OHP juga umum digunakan di dalam proses perkuliahan atau pelatihan.

A.    Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Komputer adalah alat elektronik otomatis yang dapat menghitung atau mengolah data secara cermat menurut yang diinstruksikan dan pemberian hasil pengolahan, biasanyan terdiri atas unit pemasukan, unit pengeluaran, unit penyimpanan, serta unit pengontrolan. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa kompuuter sebagai media pembelajaran memiliki potensi yang sangat besar untuk membantu proses pendidikan. Komputer sebagai media dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain, beberapa keistimewaan itu antara lain sebagai berikut:
1. Computer dapat berperan sebagai media yang efektif untuk menumbuhkembangkan minat dan kreatif mahasiswa dalam pembelajaran.
2. komputer dapat menjadikan mahasiswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (terciptanya hubungan interaktif).
3. Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, seringkali mahasiswa berhasil mempelajari bahan ajar yang sama banyaknya dengan waktu yang lebih sedikit.
4. Mahasiswa yang belajar dengan media computer mempunyai kemampuan mengingat materi kuliah dalam waktu yang lebih lama dan dapat menggunakannya dalam bidang-bidang lain.
5. komputer memberi fasilitas bagi mahasiswa untuk mengulangi pembelajaran apabila diperlukan, dengan tujuan memperkuat proses belajar dan memperbaiki ingatan.
6. Computer mmembantu mahasiswa memperoleh umpan balik secara leluasa dan bisa memacu motivasi mahasiswa dengan peneguhan positif yang diberikan jika mahasiswa memberikan jawaban.


B.  Model Pembelajaran Dengan Media Komputer Di Perguruan Tinggi

1. Simulasi

Pada model simulasi, komputer menyediakan suatu situasi buatan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya, dimana mahasiswa dapat melakukan latihan sama persis seperti dalam situasi sesungguhnya tanpa harus menghadapi resiko buruk seperti yang terjadi dalam situasi sesungguhnya. Mahasiswa menganalisis suatu hipotesis/konsep, mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diberikan dan membuat kesimpulan.

Model simulasi ini selalu bersifat exploratory dan menekankan penyelesaian masalah. Contohnya seperti program yang digunakan dalam pembelajaran calon-calon pilot dalam latihan mengemudikan pesawat terbang. Institusi pendidikan pilot menggunakan program computer flight simulator. Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat simulasi, seluruh simulasi dibuat mirip dengan aslinya. Melalui program computer tersebut calon pilot mendapat bimbingan persis seperti dalam situasi nyata, namun tanpa perlu khawatir mengalami situasi buruk adanya tabrakan atau kecelakaan pesawat. Jadi, asumsi dasar dari proses belajar disini adalah melalui suatu percobaan mahasiswa akan mengerti prinsif dari terjadinya suatu proses dengan diberikan sejumlah variable beserta parameternya. Namun demikianm bila variable yang berpengaruh terhadap proses tertentu (termasuk parameternya) tidak lengkap disajikan dalam simulasi itu, maka mahasiswa dapat salah memahami konsep yang akan diajarkan.


2. Latihan dan praktik (drill and practice)

Model ini membantu mahasiswa dalam mengingiat dan menggunakan informasi yang diberikan dosen, menguatkan pelajaran yang sudah lewat melalui pengulangan, misalnya dalam memahami fakta, konsep, aturan, dan prosedur (algoritma). Latihan berfungsi untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep dan ide yang telah dipelajarinya.

Melalui bentuk interaksi dan latihan praktik, mahasiswa diberi informasi dalam bentuk penjelasan tentang konsep, fakta atau dalil dari materi tertentu. Informasi ini bisa disajikan dalam bentuk animasi sehingga memberi kesan yang mendalam dan memberikan daya ingat yang lebih lama. Dapat juga dengan memberikan soal-soal latihan yang sifatnyan menguatkan pemahaman mahasiswa disamping menguji kembali apakah mahasiswa sudah menguasai konsep yang baru disampaikan. Setiap kali mahasiswa mampu menjawab dengan tepat, program computer memberi reward positif. Sebaliknya, mahasiswa yang memberikan jawaban keliru mereka diberi informasi khusus yang menjelaskan kekeliruan yang telah dilakukan, disertai alasan yang sesuai dengan konsep yang diajarkan.

Model ini lebih ditujukan untukme-revew materi yang telah lewat (telah diajarkan) daripada mempelajari materi baru.

3. Hiperteks Dan Hipermedia

Konsep hiperteks mulai diperkenalkan oleh Vahnnevar Bush pada tahun 1945. Hiperteks adalah penyampaian informasi dalam bentuk teks atau kalimat dengan cara yang tidak berurutan, pengguna computer boleh mencari kata yang diperlukan mengikuti yang dikehendakinya tanpa harus mengikuti urutan tertentu melalui kata kunci (password) dan teks yang diberi warna lain (hotword) yang terdapat dalam teks. Adapun hipermedia adalah gabungan berbagai media seperti video, suara, music, teks, animasi, film, grafik, dan gambar yang diatur oleh hiperteks. Alam hypermedia, ada tiga konsep dasar yang menjadi ciri khusus, yaitu penghubung (link), yang dihubungkan (nodes), dan koleksi (set of nodes). Nodes adalah bagian-bagian dari sumber informasi yang ada dalam hypermedia yang meliputi pangkalan data: video, suara, music, teks, animasi, film, grafik, gambar, dan data lainnya. Link adalah penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes dengan pengguna. Hiperteks dalam hypermedia berfungsi sebagai link. Jadi, nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hiperteks sebagai link. Pengaksesan informasi dengan cara ini membawa mahasiswa ke arah yang tidak beraturan melalui bahan-bahan yang mereka pilih sendiri.

Hiperteks merupakan rangkaian jaringan memori dari para pakar atau pengajar yang menggunakan hiperteks. Hal ini mengakibatkan fikiran mahasiswa tersusun secara sistematis sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembangun hiperteks. Namun demikian, kebebasan mengakses informasi melalui hypermedia menimbulkan beberapa masalah baru diantaranya adalah mahasiswa kadang merasa kesulitan melihat hubngan diantara bermacam-macam materi yang disajikan sehingga mengakibatkan kegagaklan dalam memperoleh intisari materi.

4. Tutorial

Tutorial dirancang untuk menyampaikanmateri perkuliahan yang baru, dimana mahasiswa belum pernah diajarkan materi ini sebelumnnya. Program computer diformat berupa dialog antara computer dan mahasiswa, informasi disajikan, pertanyaan diajukan oleh mahasiswa dan jawaban diberikan, lalu keputusan dibuat untuk melanjutkan materi baru atau me-revew materi yang telah disajikan.

5. Permainan

Pola interaksi dalam bentuk permainan  menyajikan materi kuliah dengan cara yang kompetitif dan menghibur dalam upaya memelihara minat belajar mahasiswa. Pembelajaran yang memanfaatkan computer dalam bentuk permainan dapat berfungsi sebagai pembelajaran yang bersifat instruksional hanya jika sajian didalamnnya mengandung unsur-unsur yang bersifat akademis-edukatif dan memuat tujuan pembelajaran (instruksional yang harus dicapai), di samping menawarkan unsur-unsur yang meningkatkan keterampilan.

C. Penutup

Penggunaan media atau alat-alat berteknologi modern seperti computer di dalam perkuliahan tentu tidak bermaksud mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para dosen dalam menyampaikan materi. Hal ini menuntut dosen untuk lebih professional dalam pengorganisasian pembelajaran dan peningkatan kompetensinya agar mampu menyerap pemanfaatan teknologi computer dalam perkuliahan.

Komputer sebagai media teknologi merupakan alat yang cukup strategis untuk dapat membantu pembelajaran di perguruan tinggi. Namun demikian, sisamping keunggulan computer dalam pembelajaran yang telah banyak disinggung di atas, perlu diantisipasi juga beberapa keterbatasan dan kelemahan computer dalam membantu pembelajaran di perguruan tinggi. Hal ini agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan instruksional yang telah digariskan sebelumnya dan telah menghasilkan mahasiswa berkualitas.

Komersialisasi Pendidikan Di Indonesia: Suatu Tinjauan Dari Aspek Politik, Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Irawaty A. Kahar

Pendahuluan

Maraknya komersialisasi pendidikan dibicarakan pada akhir-akhir ini membuat penulis sangat antusias untuk membahasnya lebih jauh. Berbagai opini pro dan kontra yang dilontarkan masyarakat melalui tulisan-tulisan di media massa yang merupakan suatu fenomena, di antaranya pada harian kompas edisi selasa, 3 mei 2005, menulis bahwa begitu memprihatinkan bagi Indonesia.

Komersialisasi Pendidikan
Komersialisasi pendidikan dapat bermakna memperdagangkan pendidikan, karena menurut kamus, kata komersial atau commersialize berarti memperdagangkan. Adapun istilah komersialisasi pendidikan. Sekarang ini istilah komersialisasi pendidikan mengacu pada dua pengertian yang berbeda, yaitu :
1.   Komersialisasi pendidikan yang mengacu pada lembaga pendidikan dengan program serta perlengkapan mahal. Pada pengertian ini, pendidikan hanya dapat dinikmati oleh sekelompok masyarakat ekonomi kuat, sehingga lembaga seperti tidak dapat disebut deng istilah komersialisasi karena mereka memang tidak memperdagangkan pendidikan. Pemungutan biaya yang tinggi adalah untuk memfasilitasi jasa pendididkan serta menyediakan infrastruktur pendidikan yang bermutu, seperti menyediakan fasilitas teknologi informasi, laboratorium dan perpustakaan yang baik, serta memberikan kepada para guru atau dosen gaji menurut standar.
2.   Komersialisasi pendidikan yang mengacu kepada lembaga pendidikan yang hanya mementingkan uang pendaftaran dan uang kuliah saja, tetapi mengabaikan kewajiban-kewajiban pendidikan. Komersialisasi pendidikan ini biasanya, dilakukan oleh lembaga atau sekolah-sekolah yang menjanjikan pelayanan pendidikan tetapi tidak sepadan dengan uang yang mereka pungut.

Pada lembaga atau sekolah yang seperti ini, laba atau selisih anggaran yang diperoleh tidak di tanam kembali kedalam infrastrukturpendidikan, melainkan dipergunakan untuk memperkaya atau menghidupi pihak-pihak yang tisak secara langsung bekerja menyajikan pelayanan di lembaga tersebut. Pihak-pihak tersebut adalah anggota yayasan atau badan amal pendidikan yang menguasai lembaga pendidikan. Itu hal yang lebih berbahaya lagi, komersialisasi jenis kedua ini dapat pula melaksanakan praktik pendidikan untuk maksud memburu gelar akademik tanpa melalui proses serta mutu yang telah ditentukan sehingga dapat membunuh idealism pendidikan pancasila. Hal tersebut jelas tercantum di dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab I pasal I yang berbunyi :pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bansa dan Negara.

Aspek-Aspek Yang Memunculkan Komersialisasi Pendidikan

A. Aspek politik

Pendidikan yang merupakan kebutuhan dasar manusia dan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia juga memiliki aspek politik karena dalam pengelolaan harus berdasarkan ideology yang dianut Negara. Adapun ideology pendidikan kita adalah ideology demokrasi pancasila, yaitu setiap warga Negara mendapat kebebasan dan hak yang sama dalam mendapat pendidikan.

Dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke-4, hal inipun tercermin ada kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa. Atas dasar itu seharusnya pemerintah dalam menetapkan setiap kebijakan pendidikan merujuk pada ideology Negara. Akan tetapi dalam kenyataannya melalui pemerintah mengeluarkan peraturan (PP) No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi sebagai Badan Hukum, pemerintah telah memberikan otonomi pada perguruan tinggi dalam mengelola pendidikan lembaganya termasuk pencarian dana bagi biaya operasionalnya.

a. Aspek Budaya

Budaya bangsa kita mengagungkaan gelar akademis dan sebagai contoh dihampir setiap dinding rumah yang keluarganya berpendidikan selalu terpajang foto wisuda anggota keluarga lulusan dari universitas manapun. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita masih menganut budaya yang degree minded.
Budaya berburu gelar ini berkembang pada lembaga pemerintah yang mengangkat atau mempromosikan pegawai yang memiliki gelar sarjana tanpa terlebih dahulu diteliti dan di tes kemampuan akademik mereka. Ironisnya program pendidikan seperti ini banyak diminati oleh pejabat-pejabat. Dengan komersialisasi pendidikan berarti ideology kapitalisme telah masuk kampus. Ideology ini memberikan kebebasan pada individu atau kelompok untuk berusaha, sementara intervensi pemerintah harus berkurang. Akibat masuknya ideology ini akan dapat menggeser pendidikan demokrasi pancasila kalau pemerintah tidak cepat tanggap dalam hal ini.

b. Aspek Ekonomi

Ekonomi sudah pastikita akan membicarakan aspek ekonomi terkait dengan masalah biaya. Biaya pendidikan nasional seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi dengan keluarnya UU No. 20 Tahun 2003 pada bab XIV pasal 50 ayat 6 dinyatakan bahwa perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan lembaganya. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan pemerintah membiayai pendidikan nasional, khususnya pendidikan tinggi yang dulu mendapat subsidi dari pemerintah sebanyak 75% dan 25% lagi berasal dari biaya masyarakat termasuk dana SPP. Namun subsidi 75% dicabut dan kemudian pemerintah memberikan status BHMN (Badan Hukum Milik Negara) kepada beberapa perguruan tinggi negeri agar mengelola keuangannya masing-masing.

Berbagai program pendidikan ditawarkan oleh pengelola perguruan tinggi untuk memaksimalkan potensi intuisinya dalam mencari sumber pendanaan. Beberapa perguruan tinggi ternama seperti UI, ITB, UGM, IPB, dan USU membuka jalur khusus dalam penerimaan mahasiswa baru dengan tarif mulai dari Rp. 15 juta sampai dengan Rp.150 juta.

c. Aspek Sosial

Aspek sosial terkait dengan hubungan manusia. Pendidikan sangat menentukan perubahan strata sosial seseorang, yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang, akan semakin meningkat pula strata sosialnya, begitu juga sebaliknya.

Kesimpulan Dan Solusi

1. Seperti yang telah disebutkan,pengertian komersialisasi pendidikan mengacu pada dua hal yaitu komersialisasi dalam arti :
a.    Memungut biaya mahal dengan fasilitas pendidikan yang mewah, lengkap, tenaga pengajar berkualitas dan bertaraf internasional.

b.    Komersialisasi didasarkan pada pengambilan keuntungan semata untuk mencapai hasil dengan jalan pintas tanpa melalui proses pembelajaran. Dari kedua jenis komersialisasi itu, maka komersialisasi jenis kedua dianggap tidak berkualitas yang akan berpengaruh pada sumber daya manusia yang dihasilkn kelak. Oleh sebab itu perlu dibentuk tim pengawas independen dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.


2. Munculnya komersialisasi

pendidikan adalah sebagai akibat dari pelepasan tanggung jawab pemerintah yang telah mencabut subsidi pembiayaan terutama pada perguruan tinggi dan pemberian hak otonomi serta status BMN pada perguruan tinggi negeri. Hal ini
mengakibatkan ideology kapitalisme mulai merebak di dalam dunia pendidikan yang  pada akhirnya lebih mengutamakan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu saja. Komersialisasi di perguruan tinggi negeri boleh-boleh saja asalkan mutu pendidikan tetap dipertahankan dan pola akses masuk anak didik untuk masuk
perguruan tinggi negeri jangan sanpai diubah.


3. Komersialisasi di perguruan

tinggi negeri dengan jalur khususnya bertujuan untuk mengumpulkan modal untuk membiayai pendidikan mereka. Akan bisa positif bila dalam pelaksanaanya, uang tersebut diputarkan dengan cara penanaman modal di bursa atau sertifikat Bank Indonesia, obligasi/swasta yang dapat memberikan keuntungan hingga dapat di perguruan universitas. Dengan cara seperti ini modal pokok tidak terpakai (seperti jamsostek). Untuk operasionalnya : harus ada Fund Manager yang duduk di universitas yang ahli dalam pemutaran dan mencari saluran dana yang dapat memberikan keuntungan untuk membiayai universitas. Fund Manager letaknya di bawah rector yang di angkat oleh rektorat, dan ia harus mempunyai staf sendiri bukan merupakan pekerjaan sambilan.



BAB III

KELEBIHANDAN KEKURANGAN JURNAL


A. Kelebihan Jurnal Jurnal 1

   Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis.  Kelebihan dalam jurnal pertama yang berjudul penggunaan computer sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan mendetail, kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal ini sangat terpercaya karena penulis mencantumkan banyak referensi/daftar pustaka sehingga jurnal tersebut sangat memikat.

Kelebihan Jurnal 2
   Berikutnya kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul komersialisasi pendidikan: suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya ini terlihat pada tiap-tiap kalimat, yang mana pada tiap-tiap kalimat tersebut sangat manarik dan tersusun dengan rapi sehingga menarik minat para pembaca.

Kemudian jurnal memiliki daftar pustaka atau referensi yang cukup banyak sehingga terkesan lebih berisi dengan kata lain jurnal terlihat lebih terpercaya dan kuat dikarenakan banyaknya referensi yang tercantum. Kelebihan berikutnya terletak pada segi kepenulisan sang penulis yang cukup baik dengan
tidak bertele-tele dalam menulis/menyimpulkan materinya, penulis juga memasukkan poin-poin penting kedalam jurnal dengan uraian yang lengkap namun tidak boros kalimat.

B. Kekurangan Jurnal

   Jika kita mencari sebuah kekurangan dalam sebuah karya sastra maupun karya ilmiah seseorang mungkin saja sangat untuk mencarinya karena setiap penulis mempunyai kemampuan dan metode yang berbeda-beda. Namun menurut saya kekurangan yang ada dalam jurnal ini antara lain adalah :

Journal 1   

Abstrak hanya ditampilkan dalam bahasa asing (inggris) saja, yang mana akan membuat pembaca sedikit bingung atau kemungkinan terjadinya kekaburan makna karena tidak semua pembaca dapat berbahasa asing. Kemudian jurnal yang berjudul penggunaan komputer sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi ini juga mengalami beberapa kesalahan dalam pengeditan kata misalnya kekurangan huruf dalam kata atau kalimat. Kemudian, penulis tidak menyertakan kata kunci pada akhir abstrak yang seharusnya dalam membuat jurnal, penulis harus menyertakan kata kunci sebagai identitas dari abstrak itu sendiri.

Jurnal 2

   Jurnal yang berjudul komersialisasi pendidikan di indonesia: suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya ini memiliki kekurangan yaitu abstarak hanya ditampilkan dalam bahasa indonesia saja yang mana seharusnya abstrak harus disertakan dengan bahasa inggris. Penulis juga tidak mencantumkan kata kunci pada abstrak. Jurnal ini juga tidak mencantumkan volume penerbit sehingga membuat para pembaca kurang menarik untuk mengetahui isi yang ada pada jurnal tersebut. Kemudian jurnal tersebut juga memiliki kekaburan makna dibeberapa sub judul dan membuat pembaca sedikit bingung.

A. Kesimpulan

   Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya. Jurnal pasti mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.

CJR CRITICAL JOURNAL REVIEW
Dalam kedua jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang
mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal
ini seperti yang telah kami lakukan. Diatas telah kami sampaikan ringkasan dan
juga kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jurnal yang diharapan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca jurnal tersebut.

B. Saran

   Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Akour, Ahmed. The Effects Of Computer Assisted Instruction On Jordanian College Students Achievements in an Introduktory Computer Science Course. Electronic Journal For The Integration Of Technology In Education Vol. 5. 

http://ejite.isu.edu/volume5/akour.pdf.

Budiarjo, Bagio. 1991. Computer Dan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo. 

Depdikbud. 1989. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, S. B. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Dan Psikologis. Edisi. Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. Dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta.

Lipscomb, S. D. Advences In Music Technology: The Effect Of Multimedia On Musical Learning And Musicological Investigation.

Http://Music.Utsa.Edu./Tdml/Conf-L/L-Libscomb-Html.

Prastati, T. Dan Irawan, P. 2001. Media Sederhana. Jakarta: Depdiknas.
Schwier, R., Dkk. 1992. Interactive Media And Distance Education For Saskatchewan Schools,

Http://Www.Ssta.Sk.Ca/Research/Technology/92-06.Htm.

 Staton, T. F. 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung: Diponegoro.

Wilkinson, G. L. 1984. Media Dalam Pembelajaran: Penelitian Selama 60 Tahun Jakarta:

Posting Komentar

0 Komentar