Contoh Critical Book Review - CBR Prof. Dr. Sofyan S. Willis UINSU

Critical Book Prof. Dr. Sofyan S. Willis UINSU

Contoh CBR (Critical Book Report)


BAB I
PENDAHULUAN CBR
A.  LATAR BELAKANG Critical Book Review - CBR
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan  yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU Sistem  Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Berdasarkan tujuan pendidikan nasional, salah satu upaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu lulusan siswanya adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap siswa. Aspek kepribadian ini merupakan nilai-nilai dasar yang berhubungan dengan sikap dan perilaku. Untuk mencapai dan memiliki kepribadian yang mantap, diperlukan kepribadian siswa yang disiplin, giat, gigh, dan tekun. 

       Dalam perkembangan psikologi peserta didik, banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan baik meluputi factor internal maupun factor eksternal yang terdapat didalam peserta didik tersebut. Baik secara pertumbuhan fisik, perkembangan    intelek, social dan bahasa,  afektif, perkembangan kehidupan pribadi, pendidikan dan kehidupan keluarga serta penyesuaian diri dengan lingkungannya.

B.   TUJUAN  CBR Critical Book Review - CBR
1.   Memenuhi tugas individu yang diberikan dosen pengampuh mata kuliah
2.   Agar mengetahui perkembangan psikologi anak dalam pendidikan
3.   Agar mengetahui pentingnya pemahaman psikologi anak sebelum proses belajar mengajar
4.   Agar mengetahui potensi – potensi belajar anak
5.   Agar mengetahui bagaimana meningkatkan motivasi bekajar anak

C.   MANFAAT Critical Book Review - CBR
       Manfaat dari psikologi pendidikan agar para calon guru lebih mengetahui cara atau langkah – langkah dalam memahami perkembangan dari pesertaa didik baik secara fisik, emosi, intelektual, maupun psikomotoriknya. Sehingga kegiatan pendidikan terlaksana dengan baik sesuai dengan cara – cara yang tepat dalam menyikapi perkembangan dari peserta didik. Agar terciptanya keselarasan dalam kegiatan belajar mengajar.  




BAB II
REVIEW BUKU
Judul Buku  : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Sofyan S. Willis
Penerbit  : CV. Alfabeta
ISBN  : 978-602-9328-71-4
Tahun Terbit  : 2013

 Critical Book Review - CBR
Didalam buku ini terdapat enam (6) bab yang membahas mengenai psikologi pendidikan. Apabila nantinya ada sebuah kesalahan dalam penulisan maupun bahasa yang kurang baik saya selaku pereview meminta maaf.

BAB I PENDAHULUAN
1.   Pemahaman tentang Psikologi Pendidikan
Didalam buku ini akan diungkap beberapa hal seperti:
1.   Pemahaman tentang tujuan psikologi pendidikan.
2.   Materi mengajar.
3.   Proses belajar mengajar.
4.   Diskusi tentang fungsi guru.
5.   Tanggung jawab dalam membimbing murid (guidance and counselling).

a.   Hakikat Belajar pada Anak
       Setiap individu mengembangkan perilaku sebagai hasil belajarnya dan penyesuaian diri yang terjadi dalam kehidupan sehari hari ditumah, sekolah, dan masyarakat.
       Belajar yang sebenarnya mulai pada periode lima tahun pertama, hingga tiap periode perkembangan sampai dewasa. Walaupun anak belajar disekolah, tetapi dia juga belajar dari pengalaman hidup, seperti bermain dengan teman sebaya, membantu ibu dirumah, membantu ayah di kebun, membantuu kakak berjualan di took,dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengembangkan dan memperluas wawasannya hingga ia menjadi manusia sebenarnya yaitu dewasa.
       Pengalaman anak di TK dan diluar TK juga pengalaman di luar sekolah memberikan keterampilan anak di bidang motoric, bahasan dan perkembangan otak, memyebabkan anak siap untuk bersekolah di sekolah dasar dan untuk periode sekolah selanjutnya.
b.   Pengertian Pendidikan   
       Pendidikan disebut sebagai proses dan hasil. Pengertian pendidikan (education) adalah melayani manusia dalam hubungannya dengan manusia lain secara terus menerus dalam kehidupannya yang efektif (crow and crow, 1948: 3). Pendidikan secara umum adalah proses pendewasaan individu melalui pengalaman hidup.
       Melalui pendidikan manusia distimulasi untuk berpikir, menghargai dan berbuat. Untuk berpikir dan berbuat serta menghargai yang berkualitas, maka manusia dituntut untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi. Makin tinggi pendidikan makin baik aktivitasnya.
       Orang – orang berpendidikan tidak saja hanya kaya dalam ilmu pengetahuannya saja, akan tetapi juga sikap, kominikasi, keterampilan dan ide – ide yang jauh lebih baik. Yang paling menyolok dinegara maju seperti amerika serikat, membangun ilmu pengetahuan (science) diprakarsai oleh ahli pendidikan sejak SD hingga SMA dengan mengorganisasikan dewan science untuk seluruh amerika serikat.
       Diindonesia, terutama sekolah – sekolah unggulan, matematika memang menjadi pelajaran utama, akan tetapi psikologi siswa kurang mendapat perhatian. Sehingga sering siswa salah jurusan, bermasalah, menimbulkan konflik pribadi antara siswa dengan orang tua, karena orang tua terlalu memaksakan siswa tersebut untuk memasuki jurusan – jurusan tertentu yang sebetulnya tidak diminati. Masalah ini dapat diatasi dengan program bimbingan dan konseling yang berdasarkan psikologi.
c.   Pengertian Bimbingan dan Konseling
       Perkembangan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari negaranya asaalnya yaitu amerika serikat. Bimbingan dan konseling masuk ke Indonesia sekitar tahun 60an.
Pengertian BK disekolah sekolah belum begitu dipahami oleh guru – guru dan kepala sekolah bahkan dikalangan atas. Masih ada yang belum memahami sepenuhnya bahwa BK adalah komponen penting di sekolah.
Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informal
       Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat di sekolah ditempat yang menyelenggarakan pendidikan yang  secara formal. Pendidikan nonformal misal siswa yang tidak melanjutkan pendidikannya setamat SMP atau SMA sehingga mendapatkan pendidikan dari lingkungan kerja, fasilitas seperti  itu yang dinamakan pendidikan nonformal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat dari keluarga dan masyarakat.
d.   Pengertian Psikologi
       Psikologi dapat diartikan secara umum sebagai ilmu yang mencari penjelasan dan keterangan tentang pengalaman dan prilaku organisme terutama manusia. Melalui psikologi, struktur dari binatang dan manusia dipelajari, diorganisasi, dan ditafsirkan.
Psikologi erat dengan manusia yang berhubungan dengan berpikir, perasaan dan perbuatan sebagai hasil dari faaktor bawaan dan yang dipelajari dari lingkungan atau sebagai reaksi terhadap lingkungan itu yang dinamakan penyesuaian diri.
(1) Factor pembawaan adalah segala factor yang menentukan perkembangan yang dibawa sejak lahir.
(2) Factor lingkungan sangat besar manfaatnya dalam mengembangkan factor bawaan
       Psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu “psyche” artinya jiwa, ‘logos’ artinya ilmu. Psikologi artinya ilmu jiwa. Sedangkan menurut pengertian modern mengenal psikologi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia atau binatang. Didalam psikologi yang dipelajari adalah perilaku individu diberbagai lingkungan.    
(3) Factor individu ada yang terlihat dan ada juga yang tak terlihat. Perilaku yang tampak misalnya berjalan, berbicara dan sebagainya. Perilaku yang tak terlihat misalnya berpikir, kata hati, mimpi dan sebagainya.
Dengan kata lain, psikologi adalah manifestasi hayati, atau segala bentuk yang menandai bahwa manusia itu hidup. Beberapa perilaku individu adalah sebangai berikut :
1)   Perilsku motoric
2)   Perilaku kognitif
3)   Perilaku afektif
4)   Perilaku konatif
5)   Perilaku yang tak disadari
6)   Selain psikologi umum ada pula psikologi khusus. Yaitu psikologi yang mempelajari secara khusus tentang perilaku – perilaku manusia. Macam – macam  psikologi khusus yang lain adalah:
a)   Psikologi perkembangan,
b)  Psikologi sosial,
c)   Psikologi abnormal,
d)  Psikologi komparatif,
e)  Psikologi diferensial,
f)   Perbedaan kepribadian adalah perbedaan yang terjadi antara kepribadian seseorang dengan orang lain.
g)   Psikologi industry adalah jenis psikologi yang mempelajari perilaku orang yang hidup atau bekerja di industry.
2.   Pengertian Psikologi Pendidikan
       Pengertian psikologi pendidikan (educational psychology) secara luas dapat diterangkan sebagai ilmu psikologi yang menjelaskan dan menerangkan pengalaman belajar dari individu – individu sebagaimana kemajuannya ke dalam kemajuan pendidikan yang didalaminya dari sejak lahir hingga umur tua.
       Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang relative masih muda, yang menggambarkan pentingnya bidang psikologi bagi duniapendidikan dan mata – mata pelajaran (subject matter) cepat dapat mengembangkan materi dari subject matter itu.
       Bidang – bidang yang dikenaai oleh psikologi pendidikan adalah secara langsung yaitu perkembangan fisik dan mental, serta perkembangan emosional, perbedaan individu, hakikat dan hukum belajar, pengajaran yang menarik hati murid – murid, evaluasi hasil belajar, dan pelaksanaan kesehatan mental (mental hygiene) didalam proses belajar, serta melaksaanakan bimbingan dan konseling didalam proses belajar.
       Psikologi pendidikan membantu guru – guru untuk memahami murid – murid dalam proses belajar. Awalnya psikologi pendidkan dikembangkan dengan adanya penelitian terhadap perilaku binatang yang dikembangkan oleh Edward L. Thorndike, yang memberi istilah trial and error. Dia menilai bahwa apa yang dikembangkannya terhadaap hewan dengan teknik eksperimen, telah melahirkan suatu proses belajar yaitu adanya perbedaan individu paada proses belajar.
       Disamping itu kita dapat memahami pengertian factor – factor perilaku individu dalam proses pendidikan. Seorang manusia normal lahir membawa struktur fisik dan potensi – potensi fungsi psikologis yang dapat dikembangkan dan membantu proses belajar.



BAB II PERKEMBANGAN ANAK
1.   Perkembangan Dilandasi Nilai – Nilai
       Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi anak atau peserta didik kearah pencapaian kedewasaan. Kedewasaan berarti mandiri, bertanggung jawab dan perkembangnya potensi menjadi orang yang kreatif, produktif, inovatif, dan dilandasi nilai – nilai rohaniah, jasmaniah, intelektual, sosial dan emosional.
2.   Sejarah Psikologi Perkembangan
       Undang – undang Indonesia telah mengatur mengenai pendidikan yaiitu dalam UU No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional BAB II pasal 4. Dari UU tersebut dapat diuraikan berbagai hal, tentang manusia Indonesia seutuhnya :
a.     Beriman dan bertaqwa dan berbudi pekerti luhur
b.   Memiliki pengetahuan dan keterampilan
c.   Kesehatan jasmani dan rohani
d.   Kepribadian yang mantap dan mandiri
e.   Bertanggung jawab kepada masyarakat dan kebangsaan
3.   Potensi Anak
       Anak dipandang oleh islam memiliki potensi yang sering disebut fitrah yang sifatnya suci. Fitrah ini harus dikembangkan sebaik – baiknya dikeluarga, sekolah, madrasah, dan masyarakat. Jika keluarga tidak baik dan sekolah mengabaikan anak, maka potensi anak yang suci tadi menjadi tercela dan anak tidak menjadi manusia yang baik (insan kamil).
       Karena upaya pendidikan seyogyanya diberikan sedini mungkin terutama pendidikan agama.
4.   Pendidikan Anak
       Upaya yang amat penting dalam pendidikan anak adalah pada masa kanak – kanak berkisar usia 2 – 5 tahun. Jauh sebelum adanya upaya – upaya ilmiah terhadap pemahaman perkembanagan anak, sudah ada keyakinan – keyakinan tradisional tentang anak yang dianut oleh orang tua dan guru – guru. Ada dua keyakinan tradisional yang berkembang sejak dahulu.
a.   Anak adalah orang dewasa ukuran kecil
       Menurut pendapat mereka yang hidup pada masa lalu, anak adalah manusia dewasa dalam ukuran kecil. Karena itu wajar diabaikan pendidikan yang menunjang perkembangan anak, seperti yang terjadi saat ini. Budaya orang dewasa merupakan budaya anak pula. Perlakuan terhadap anak dama dengan perlakuan orang dewasa.
       Perlakuan orang dewasa pada anak masa kini sering terlihat primitive atau kuno, karena anak disuruh oleh orang tuanya bekerja bahkan di negara – negara amerika latin sering terjadi wanita pelacur adalah anak – anak.
b.   Psikologi perkembangan
       Psikologi perkembangan memiliki beberapa karakteristik ilmiah yaitu: ada tujuan, memiliki objek ilmiah, memiliki metode ilmiah, dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Beberapa pelopor yang telah mengadakan studi ilmiah terhadap anak adalah :
1)   Johan Amos Comenius (Slavic reformer education) abad ke-17
2)   Pestalozzi (1774)
3)   Millicent shinn (1900)
4)   G. Stanley hall daric lark university (1891)
5)   Maria Montessori (1870 – 1952)
6)   Fredrick Froebel (1782 – 1852)
5.   Pendidikan islam
       Islam  telah lama mengembangkan teori pendidikan anak berdasarkan pandangan: (1) kehidupan anak adalah suatu tahapan dalam perkembangan manusia. (2) anak adalah amanah yang dititipkan kepada orang tuanya.
       Anak dipandang sebagai subjek yang harus diberikan lingkungan beragama sejak dini dikeluarga, kemudian dilanjutkan disekolah dan masyarakat. Artinya mendidik anak dalam islam adalah membuat system kehidupan yang islami sebagai lingkungan yang dapat menumbuhkan anak menjadi anak yang saleh.
6.   Tujuan mempelajari psikologi perkembangan
       Kegunaan psikologi perkembangan adlah teramat penting, 1) untuk mengetahui seluk beluk perilaku anak dalam berinteraksi dengan temannya, orang lain dan keluarganya, 2) memudahkan penggunaan metode pendidikan terhadap anak. 3) memudahkan perilaku anak dan remaja yang sedang dalam proses perkembangan.
Metode psikologi perkembangan
       Metode adalah cara – cara untuk memudahkan memahami suatu situasi atau perilaku yang sedang diselidiki. Metode dalam pendidikan termasuk dalam ilmu didaktik mengandung unsur : (1) tujuan pengajaran; (2) bahan pelajaran; (3) metode mengajar; (4) proses belajar mengajar; (5) evaluasi belajar.
Adapun metode untuk meneliti perkembangan anak adalah :
a.   Observasi
b.   Wawancara
c.   Biografi
d.   Catatan anekdot
e.   Eksperimen
f.    Studi kasus
g.   Tes psikologi
Psikologi perkembangan dan pendidikan
       Ilmu yang mempelajari perilaku anak dinamakan psikologi perkembangan. Seorang pendidik menggunakan psikologi untuk memberikan layanan yang sebaik – baiknya terhadap anak didik, sehingga perkembangan menjadi lebih positif dan konstruktif terhadap realisasi anak didik.
Pertumbuhan dan perkembangan
       Pertumbuhan adalah perubahan struktur yang bersifat: fisik, kuantitatif, dan akan berhenti setelah terjadi maturasi (kematangan). Sedangkan perkembangan adalah perubahan fungsi yaitu: aspek – aspek psikis, bersifat kualitatif dan berjalan terus hingga akhir hayat.
7.   Pendidikan anak dan remaja
a.   Pendidikan masa dalam kandungan
       Tugas pendidikan ibu saat mengandung yaitu, (1) ibu harus sehat jasmani dan rohani, (2) makanan yang dimakan adalah makanan yang halal, (3) lingkungan rumah harus diwarnai oleh nilai – nilai agama. Tugas – tugas pendidikan dalam perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1)   Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai.
2)   Belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin masing – masing.
3)   Menerima kenyataan jasmaniah sertaa dapat menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut.
4)   Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.
5)   Mencapai kebebasan ekonomi.
6)   Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
7)   Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya.
8)   Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep – konsep tentang kehidupan bermasyarakat.
9)   Memiliki konsep – konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untu kehidupan bermasyarakat.

BAB III POTENSI – POTENSI BELAJAR
1.   Intelegensi
       Factor kepintaran dan kurang pintar dibawa sejak ia lahir (factor heredity) sedangkan sebagian besar adalah factor lingkungan.
Perkembangan intelektual
       Tiga factor penting mengenai perkembangan intelektual seseorang :
a.   Factor nutrisi
b.   Stimulasi
c.   Sarana
Adapun materi belajar untuk meningkatkan intelegensi adalah :
a.   Audio
b.   Visual
c.   Rasa
d.   Raba
e.   Cium
Cara yang dilakukan diatas adalah untuk memperbesar memori, dan pada gilirannya untuk memperbesar dan memperluas imajinasi.
2.   Emosi dan perkembangannya
  tahap perkembangan emosi adalah sebagai berikut:
a.   Waktu anak lahir
b.   Masa bayi
c.   Masa kanak – kanak
d.   Masa anak/remaja antara umur 6-12 tahun
e.   Masa dewasa mulai dari usia 18 atau 19 tahun
3.   Belajar emosi anak dan fase – fase perkembangannya
       Emosi adalah bagian penting dari hidup manusia untuk menyatakan perasaannya. Pembentukan sikap dan emosi anak adalah sebagai reaksi terhadap dunia luar terutama orang – orang disekitarnya. Berikut adalah cara anak belajar emosi :
a.   Trial and error, artinya coba – coba dan mungkin salah.
b.   Imitasi yaitu dengan meniru perbuatan orang dewasa.
c.   Asosiasi atau kondisioning, yaitu cara belajar dengan menghubungkan sesuatu dengan yang lain
d.   Cara belajar emosi dengan latihan atau training
Dalam rangka memperbaiki emosi anak, tugas guru dan orang tua adalah sebagai berikut:
1)   Mengamati gejala emosi
2)   Apabila ditemukan emosi positif, maka guru dan orang tua harus mengembangkannya
3)   Mengembangkan emosi anak dengan latihan
4)   Pendidikan agama
5)   Pendidikan alam sekitar
4.   Motivasi belajar
       Dapat dikatakan bahwa kebutuhan manusia akan menimbulkan motif, dan motif menimbulkan dorongan untuk bergerak memenuhinya yang disebut dorongan. Akibatnya timbullah drives (kegiatan/usaha) untuk mencapai tujuan (goal). Kebutuhan manusia sebagai berikut : a) kebutuhan biologis; b) kebutuhan psikologis; c) kebutuhan sosial.
Motif atau Dorongan
       Motif disebut juga dorongan orang untuk bertindak. Tentu ada sesuatu yang ditujunya. Sesuatu yang mendorongnya untuk berbuat. Hal ini dikatakan ada motif yang melatarbelakangi perbuatannya.
Motif Berprestasi
       Motif berprestasi adalah suatu dorongan dari dalam diri untuk selalu meraih prestasi. Bagi anak yang selalu didorong oleh orang tuanya untuk belajar giat, maka motif berprestasi anak akan meningkat.
Implikasi dalam Pendidikan
       Sukses dalam suatu ttugas akan meningkatkan upaya mengejar sukses berikutnya. Kegagalan akan menurunkan harapan untuk sukses. Bahkan harapan itu tidak ada sama sekali.

BAB IV BELAJAR ANAK
       Tujuan pendidikan adalah untuk memanusiakan anak. Upaya pendidikan yang bersistem, terarah, dan bertanggung jawab dinamakan sekolah. Belajar pada anak tidak diartikan membuat otaknya penuh dengan ilmu pintar tapi juga rohaninya diisi dengan ketuhanan dan akhlak yang mulia.
1.   Proses Belajar Mengajar
       Jika terjadi proses belajar mengajar (PBM) didalam kelas maka guru harus memperhatikan beberapa hal dibawah ini:
a.   Kondisi murid yang terdiri dari psikologid, fisik, emosional, sosial, ekonomi, dan budaya.
b.   Kemampuan guru yang terdiri dari (1) pendidikan guru, (2) kecerdasan guru, (3) menguasai metode dan didaktik, (4) banyak memiliki pengetahuan umum dari hasil bacaannya, (5) menguasai dengan luas mata pelajaran yang diajarkan dan hubungan dengan ilmu - ilmu lain, serta informasi lainnya.
2.   Proses Belajar Mengajar (PBM) yang Dikendalikan Guru
       PBM pada dasarnya terdiri atas dua kegiatan yaitu, guru mengajar dan murid belajar. Pada saat mengajar, tentu ada interaksi antara murid dengan guru. Dalam interaksi itu gur berusaha mengubah perilaku muridnya. Adapun perilaku yang akan diubah itu terdiri dari: 1) perilaku kognitif yang berhubungan dengan otaknya ; 2) perilaku afektif yang berhubungan dengan kemauannya; 3) perilaku motoric yang berhubungan dengan system geraknya; 4) perilaku konatif yyang berhubungan dengan kemauan.
3.   Materi dan Metode dalam Proses Belajar Mengajar
       Hubungan antara materi pelajaran dengan metode mengajar adalah erat sekali. Walaupun guru menguasai metode pengajaran dengan baik, sedangkan materi pelajaran tidak dikuasai, maka PBM kurang berjalan dengan baik. Dan begitu pula sebaliknya.
       Hakikat mengajar bukanlah sekedar menyampaikan informasi kepada orang lain, akan tetapi ialah usaha mempengaruhi orang lain, agar perilakunya berubah dari yang kurang positif menjadi positif, dari kebodohan kepada kepintaran, dari belum mmenguasai teknologi menjadi menguasai. Dengan kata lain perilakunya berubah kearah yang diharapkan oleh tujuan pendidikan.

 Memahami Perbedaan Individu Murid – murid
       Secara fisik tugas guru adalah memberikan bantuan terhadap pertumbuhan fisik pada setiap fase pertumbuhan sehingga tidak ada yang salah dalam pertumbuhannya. Secara psikis tugas guru adalah menjamin perkembangan jiwa dan perilaku anak didik secara normal tidak ada kelainan psikis sama sekali. Perhatian lain dari guru ialah terhadap perbedaan sosial dan ekonomi diantara murid – murid. Oleh karena itu guru harus memberikan perlakuan yang sama terhadap mereka, tanpa ada perbedaan perlakuan sama sekali.
4.   Didaktik dan Metodik
Pengertian Didaktik
       Didaktik berasal dari bahasa yunani yaitu didaskein, yang berate mengajar. Yang dimaksud didaktik adalah ilmu mengajar. Didaktik tidaklah ilmu yang brdiri sendiri melainkan erat dengan ilmu mendidik (pedagogic) psikologis, dan ilmu sosial lainnya. Didaktik mencakup tiga bagian yang terpenting ialah (1) tujuan pengajaran (2) bahan pelajaran, dan (3) metode mengajar.
1.   Tujuan pengajaran
       Tujuan pengajaran identic dengan tujuan pendidikan, atau bagiian dari pendidikan. Yang dimuat oleh UU No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional 2003 “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2.   Bahan pelajaran
       Yang dimaksud dengan bahan pelajaran adalah segala materi dan informasi yang disampaikan dengan cara tertentu oleh guru kepada anak didik atau orang lain yang membutuhkannya, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3.   Metode pengajaran
       Yaitu cara – cara tertentu yang dilakukan guru, untuk menyampaikan materi pelajarannya, sehingga dapat dipahami dan dikuasai oleh anak didik, hingga dapat mengubah perilaku anak didik kearah yang lebih baik, sesuai dengan tujuan pendidikan.
1)   Metode ceramah
       Metode ceramah ialah suatu caraa untuk menyampaikan bahan pelajaran dan informasi dengan cara memberitahukan secara lisan.
2)   Metode peragaan (demonstrasi)
       Metode peragaan ialah suatu cara yang dilakukan untuk menyampaikan pelajaran kepada anak didik dengan meragakan atau menunjukkan alat pelajaran secara langsung, sehingga anak didik dapat melihat, meraba, mencium dan merasa.
3)   Metode diskusi
       Metode diskusi ialah suatu cara untuk menyebarkan informasi atau pelajaran melalui diskusi.
4)   Metode problem solving (pemecahan masalah)
       pemecahan masalah adalah cara yang digunakan untuk memecahkan masalah pelajaran dengan berbagai alternative.
5)   Metode drama (MD)
       Metode drama adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi dan pengembangan anak didik kea rah kedewasaan.
6)   Metode karyawisata
       Suatu upaya menghilangkan lelah setelah belajar dan bekerja selama satu semester atau setahun disekolah.
7)   Metode tugas
       Suatu cara menyampaikan dan memberikan pemahaman kepada para siswa dengan jalan memberi tugas – tugas.
8)   Metode proyek
       Suatu cara untuk mencerdaskan anak didik dalam memecahkan masalah dan menjadikan mereka orang – orang yang trampil, melalui tugas tertentu.
9)   Metode responsi
       Metode response adalah metode tanya jawab.
10)  System modul

BAB V PENYESUAIAN SOSIAL
1.   Arti Penyesuaian Sosial 
Untuk mengembangkan kepribadian yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yaitu dirumah (keluarga), sekolah dan masyarakat secara adekuat, dimungkinkan melalui pendidikan :
a.   pendidikan di keluarga
b.   pendidikan di sekolah
c.   pendidikan diluar sekolah
1.   Penyesuaian Sosial Siswa di Sekolah
a.   sekolah tempat pengembangan emosi para siswa
b.   sekolah telah mengembangkan fisik para siswa
c.   sekolah tempat pengembang penyesuaian sosial

2.   Masalah Penyesuaian Diri  
salah satu aspek keinginan untuk berkelompok ialah adanya keinginan untuk berkawan dengan lawan jenis, karena adanya kebutuhan atau dorongan seksual yang sedang berkembang pada masa remaja. penyesuaian diri adalah kemampuan untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan.

BAB VI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA INDONESIA
Bangsa indonesia sudah mulai terpuruk dalam beberapa bidang kehidupan yang menentukan terhadap kesejahteraan rakyat. hal ini amat dicita – citakan dalam UUD 1945 yang dibuaat oleh para pendiri bangsa terhadap kebahagian bangsanya. beberapa karakter bangsa kita yang perlu diluruskan adalah :
1.   Keimanan kepada allah (tuhan)
2.   Kejujuran
3.   Kedisiplinan
4.   Inovatif 
5.   Kreativitas

BAB III
PEMBAHASAN
A.  Keunggulan Critical Book Review - CBR
1.   Memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca
2.   Menyediakan contoh atau pemahaman dalam setiap materi
3.   Memberikan maksud pemahaman dengan jelas
4.   Memberikan penjelasan dari segi agama mengenai penaganan psikologi anak
5.   Memberikan penanganan psikologi anak tanpa melewati fase – fasenya

B.   Kelemahan Critical Book Review - CBR
1.   Adanya pengulangan kalimat pada mmateri selanjutnya
2.   Sedikitnya rujukan yang memaparkan penjelasan dari para ahli
3.   Tidak memberikan pemahaman bagi masyarakat awam dalam menyikapi psikologi anak 






BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan Critical Book Review - CBR
       Perkembangan psikologi peserta didik tidak hanya berdasarkan teori saja tetapi mmengenai bagaiman penerapannya secara langsung kepada peserta didik sehingga adanya hubungan yang positif dan harmonis antara pendidik dan peserta didik. Perkembangan psikologi peserta didik  juga merupakan usaha memenuhi dorongan - dorongan rasional manusiawi demi kepuasan rohaniah, untuk kematangan pribadi maupun untuk integritas.
       Hubungan guru dengan murid begitu penting karena menyangkut kemajuan pendidikannya ditentukan oleh guru. Sehingga pentingnya kuallitas guru dalam menyesuaikan dan memahami psikologi anak dalam proses belajar mengajar.

B.   Saran Critical Book Review - CBR
1.  Bagi penulis agar lebih memperhatikan penulisan kalimat agar tidak terjadi pengulangan pada materi selanjutnya
2. Kurangnya penjelasan dan contoh konkret dalam pengaplikasian ilmu psikologi bagi masyarakat awam

Posting Komentar

0 Komentar